TANJUNG SELOR – Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Utara (Kaltara), Andi Hamzah, menggelar reses di Sebatik, Nunukan. Sejumlah persoalan yang menjadi keluhan masyarakat selama ini, disampaikan dalam reses tersebut. Di antaranya, soal ketersediaan air bersih, listrik, dan kondisi jalan yang rusak.
Kata Andi Hamzah, persoalan air bersih sangat mendesak. Untuk mendapatkan air bersih, masyarakat di Sebatik harus membeli dengan harga Rp 70 ribu untuk 1.000 liter air. Namun, tidak setiap harinya masyarakat bisa mendapatkan air bersih. Sebelumnya di Sebatik Barat, sudah dibangunkan sebuah Embung Air Baku Lapio dengan biaya miliaran. Tapi, hingga kini tidak memberikan asas manfaat bagi masyarakat setempat, karena hingga kini embung itu tidak bisa digunakan untuk menampung air.
“Sebenarnya ini bukan kewenangan provinsi, karena pengerjaannya dari APBD Nunukan. Tapi karena ini penyampaian dari masyarakat, makanya saya sampaikan agar bisa mendapat perhatian,” terangnya, Senin (17/2).
Menurutnya, perlu adanya pembangunan penampungan air kembali, tapi bukan embung itu lagi. Dalam hal ini, ia menyarankan lebih baik dibuatkan kolam penampungan air yang tidak terlalu besar, tapi dibangun di beberapa titik.
“Kalau dibangun tapi tidak bisa dimanfaatkan seperti itu, buat apa? Padahal dukungan masyarakat di sana sangat positif,” ungkapnya.
Di samping itu, persoalan listrik yang sering padam juga menjadi keluhan masyarakat. Termasuk persoalan kondisi jalan yang sudah rusak, tentu sangat perlu adanya perhatian untuk bisa ditindaklanjuti. “Aspirasi masyarakat ini akan dibahas di internal dan dimasukkan dalam pokok-pokok pikiran dewan. Tentu itu akan dilihat skala prioritas dan kewenangan penanganannya,” ujarnya. (adv/*/fai/udi)
