TANJUNG SELOR – Perekrutan calon pegawai negeri sipil (CPNS) lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara, tetap membuka formasi dokter spesialis.
Disayangkan, formasi tersebut hanya terisi dua peserta. Bahkan, dari jumlah pendaftar itu hanya satu yang dinyatakan lulus passing grade. Maka dengan demikian, formasi dokter spesialis pun tidak terpenuhi dan masih kekurangan. Hal itu pun menjadi evaluasi Pemprov Kaltara.
Dikatakan Gubernur Kaltara, Irianto Lambrie, melihat kondisi di lapangan wajar bila dokter spesialis yang mendaftar sangat minim. Mengingat Kaltara berbeda dengan wilayah lain yang lebih maju dan ramai. Dokter spesialis, lebih senang mendaftar di daerah yang lebih ramai dan padat penduduknya. Bahkan, daerah-daerah di luar Kaltara memiliki fasilitas yang lengkap. Sehingga, minat untuk mendaftar lebih banyak di luar Kaltara.
“Sekarang hampir semua kabupaten/kota dan provinsi menyelenggarakan secara bersamaan seleksi CPNS. Itu yang menjadi faktor kenapa minat dokter spesialis di Kaltara kurang,” tutur Irianto, (18/2).
Sementara itu, Kasubbid Pengadaan dan Pensiun Pegawai BKD Kaltara, Arya Mulawarman menyebutkan, untuk jabatan dokter spesialis yang lulus atas nama Yuli Megasasi. Dengan total nilai 362 poin. Wanita yang berdomisili di Kota Tarakan itu akan mengikuti tahap Seleksi Kompetensi Bidang (SKB).
“Yang bersangkutan ini dokter spesialis kulit dan kelamin di RSUD Tarakan. Satu peserta yang tidak lulus, seorang pria yang merupakan dokter spesialis orthopedi dan traumatologi,” ungkapnya.
Bagi yang lulus, lanjut dia, secara otomatis akan lulus jika datang untuk mengikuti SKB. “Tidak jadi masalah, apalagi tidak ada pendaftar di dokter spesialis selain satu orang yang lulus itu,” kata dia.
Berkaitan pelaksanaan SKB, tetap menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT). Namun, jadwal pelaksanaan diperkirakan pada pertengahan Maret mendatang. “Untuk jadwal pastinya kami belum tahu. Masih manunggu pengumuman dari Panselnas. Waktunya itu tentatif,” pungkasnya. (*/fai/uno)