Bulungan Tak Tutup Akses Keluar-Masuk, Ini Alasan Bupati

- Senin, 30 Maret 2020 | 15:13 WIB
ANTRE : Sejumlah kendaraan mengantre untuk masuk ke kapal feri di Pelabuhan Feri Ancam di Desa Adi Mulyo, Kecamatan Tanjung Palas Utara
ANTRE : Sejumlah kendaraan mengantre untuk masuk ke kapal feri di Pelabuhan Feri Ancam di Desa Adi Mulyo, Kecamatan Tanjung Palas Utara

TANJUNG SELOR – Opsi karantina wilayah atau lockdown dilakukan beberapa daerah. Termasuk Kabupaten Berau yang memutuskan untuk menutup akses keluar masuk, sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19.  

Pasalnya, antara Berau dan Bulungan menjadi perlintasan yang sangat strategis. Termasuk untuk pengiriman barang dan sembako, biasanya melalui jalur Berau-Bulungan. Namun langkah lockdown tidak akan diambil Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan.

Demikian diungkapkan Bupati Bulungan, Sudjati yang ditemui awak media usai video conference di Gedung Gadis Pemprov Kaltara, Minggu (29/3). Menurut Sudjati, jika lockdown maka perputaran ekonomi di Bulungan akan bermasalah. Terlebih lagi, rata-rata barang dan sembako yang dijual di Bulungan berasal dari daerah lain.

“Kita tidak lockdown. Alasannya dari segi perdagangan kita belum mampu. Kalau nantinya di lockdown, akan sulit perputaran ekonomi di Bulungan,” sebut dia.

Meskipun sudah ada satu warga Bulungan positif Covid-19, namun Sudjati menganggap tidak jadi masalah, bila tidak dilakukan lockdown. “Antisipasi yang kita lakukan, sosialisasi sudah. Termasuk penyemportan disinfektan juga sudah kita lakukan. Kita sudah melaksanakan sejumlah prosedur penanganan. Saya rasa itu akan mencegah penyebaran Covid-19,” tuturnya.

“Jika lockdown, masyarakat akan kesulitan. Pedagang akan mengalami rugi,” tambahnya. Ada sekitar 800 orang yang masuk ke Bulungan. Baik melalui jalur laut atau sungai, darat maupun udara. Masuknya warga tersebut sudah didata dan dipantau.

“Jika ada gejala kita masukan dalam ODP. Apabila kondisi memburuk, maka masuk PDP dan uji sampel. Itu semua sudah kita laksanakan. Dinas terkait juga melakukannya sesuai dengan SOP,” ujarnya.

Bupati membantah terkait adanya isu penutupan Pasar Induk Tanjung Selor. Pemkab belum ada mengeluarkan kebijakan pasar akan ditutup. Sudjati mengimbau, agar pedagang dan pembeli melaksanakan social distancing atau menjaga jarak. Dia juga mengingatkan, agar masyarakat juga tidak membeli barang secara berlebihan.

Sementara itu, dampak pelabuhan Kabupaten Tana Tidung (KTT) yang ditutup mengakibatkan Pelabuhan Ferry Ancam di Desa Ardi Mulyo, Kecamatan Tanjung Palas Utara, pun diserbu masyarakat yang ingin menyeberang ke Tarakan. Ketua Karang Taruna Ardimulyo, Yosran mengatakan, pendatang yang melalui pelabuhan Ancam merupakan warga dari penutupan Pelabuhan KTT, Sekatak, Sebuku dan wilayah lainnya.

“Secara penangan kita minim fasilitas, ditambah naiknya status positif di Tanjung Selor,” ujarnya. Yosran meminta Gubernur Kaltara untuk segera memberhentikan operasi Pelabuhan dari Tarakan. Demi menjaga kondusifitas wilayah Pelabuhan aAcam. Mengingat Pelabuhan Ancam merupakan akses masuk ke wilayah Bulungan dan sekitarnya. “Menyetop aktifitas pelabuhan di Tarakan, yang dilalui pengguna kita masyarakat kelas bawah meminta kebijakan yang tegas,” pungkasnya.

Sementara itu, perkembangan jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Kota Tarakan bertambah menjadi dua orang hingga Minggu (29/3). Total saat ini ada 10 PDP di isolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan Provinsi Kaltara. Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Tarakan, dr Devi Ika Indriarti mengatakan, setelah dilakukan pemeriksaan sampel. Hasilnya, 6 orang negatif, 1 orang positif dan 3 orang menunggu hasil uji sampel dari Balitbankes Surabaya. Untuk jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) pun meningkat menjadi 94 orang.

“Ada 16 orang sudah selesai masa pemantauan. Yang terpantau tersisa 78 orang. Masyarakat yang sudah melaporkan diri di hotline Dinkes 357 orang. Itu semuanya tidak dilakukan pemeriksaan,” terangnya.

Selain itu, jumlah jamaah tabligh akbar yang tiba dari Gowa, Sulawesi Selatan ada 55 orang. Hasil pemeriksaan, 34 orang tidak mengalami gejala penyakit. Sisanya mengalami gejala batuk dan pilek, kini sudah diberikan obat. “Mereka tetap melakukan isolasi mandiri di GOR dan tidak dirawat,” pungkasnya. (fai/*sas/uno2)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X