TANJUNG SELOR – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltara kembali menerima laporan dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya, mengenai spesimen yang dikirim beberapa waktu lalu. Hasil dari uji spesimen dari lima sampel yang dikirim hasilnya negatif.
Juru Bicara (Jubir) Penanganan Covid-19 Dinkes Kaltara Agust Suwandy menerangkan, spesimen itu adalah sampel dari PDP yang ada di Kaltara. “Kita dapat informasinya pagi ini (kemarin, red). Itu sampel dari beberapa PDP yang ada di Kaltara,” ungkapnya (4/4). Dari lima sampel PDP yang dinyatakan negatif tersebut, dua di antaranya merupakan PDP asal Tarakan. Masing-masing pasien 09 dan 10.
“Jadi yang kemarin dua orang yang menunggu hasil, hasilnya adalah negatif,” ujar Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Tarakan, dr. Devi Ika Indriarti M.Kes dalam konferensi pers, Sabtu (4/4).
Selain terkonfirmasi negatif, kondisi kedua PDP tersebut diinformasikan juga membaik. Namun mereka masih dirawat di ruang isolasi RSUD Tarakan karena masih memerlukan perawatan untuk kemungkinan sakit lainnya.
Secara keseluruhan, Devi membeberkan baru dua PDP yang dipulangkan. Sisanya masih harus dilakukan perawatan di RSUD Tarakan. Menurut Devi, mereka juga masih harus menunggu hasil pemeriksaan sampel yang kedua untuk memastikan bahwa mereka benar-benar sembuh.
Dua PDP lainnya masih menunggu hasil pemeriksaan spesimen. Dilaporkan juga bahwa jumlah orang dalam pengawasan (ODP) di Tarakan sebanyak 120 orang, dan pemantauan yang dilakukan oleh petugas puskesmas sesuai wilayah tempat tinggal ODP sebanyak 95 orang.
Jumlah ODP yang sudah selesai menjalani pemantauan sebanyak 25 orang dan dinyatakan sehat, serta telah mendapatkan surat keterangan sehat dari puskesmas. Adapun masyarakat yang melaporkan diri melalui hotline Dinas Kesehatan Tarakan setelah melakukan perjalanan dari daerah terjangkit tanpa gejala dengan kondisi sehat sebanyak 502 orang.
Tim Gugus Tugas Percepatan Penangan Covid-19 Tarakan juga terus melacak keberadaan penumpang KM Lambelu yang tiba di Tarakan pada 28 Maret lalu, karena ada empat PDP asal Nunukan yang terkonfirmasi positif terinfeksi corona, yang juga menjadi penumpang dalam pelayaran tersebut.
Pihaknya mulai menerima laporan dari sejumlah penumpang KM Lambelu. Namun, mereka yang melapor tidak hanya penumpang kapal yang tiba pada 28 Maret saja, tapi juga dari kedatangan KM Lambelu pada jadwal yang lain. Sementara dari laporan yang diterima, tidak ada keluhan yang dirasakan penumpang. Mereka hanya mengikuti imbauan untuk melaporkan keberadaan mereka.
Terhadap penumpang yang telah melaporkan namun tidak ada keluhan, mereka masuk dalam list Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Tarakan dan diimbau untuk melakukan isolasi mandiri, karena baru datang dari daerah terjangkit.
Devi mengakui pihaknya kesulitan melacak penumpang KM Lambelu yang tiba di Tarakan pada 28 Maret, karena jumlahnya banyak. Berdasarkan data yang diterima awak media ini dari KSOP Kelas III Tarakan, ada 620 penumpang yang turun di Tarakan ketika itu.
Dari jumlah itu, bisa jadi ada penumpang hanya turun di Tarakan tapi melanjutkan perjalanan ke daerah di Kaltara, seperti ke Tanjung Selor atau ke tempat lain. Oleh karena itu, pihaknya kini fokus mencari penumpang yang ada di Tarakan.
Selain menerima laporan dari penumpang KM Lambelu, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Tarakan juga menerima laporan dari masyarakat yang sempat kontak dengan PDP asal Bulungan yang terkonfirmasi positif dan meninggal dunia. “Lumayan banyak yang melapor,” imbuh Devi.
Menurutnya, Tim Gugus Tugas Tarakan tetap melacak kasus masyarakat yang kontak dengan pasien positif Covid-19 di Bulungan. Jika memang punya riwayat kontak erat risiko tinggi disertai gejala, akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.