Di Kota Ini, Industri Hotel Makin Terpukul, Beberapa Memilih Tutup dan Rumahkan Karyawan

- Rabu, 8 April 2020 | 16:25 WIB
IMBAS COVID-19: Manajemen Hotel Galaxy menutup operasional hotel sementara waktu karena dampak virus corona.
IMBAS COVID-19: Manajemen Hotel Galaxy menutup operasional hotel sementara waktu karena dampak virus corona.

TARAKAN - Imbas pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) mulai dirasakan sektor perhotelan di Kalimantan Utara. Di Kota Tarakan, sejumlah hotel menghentikan operasi dan merumahkan karyawannya karena turunnya okupansi. 

Kepala Bidang Tenaga Kerja pada Dinas Ketenagakerjaan dan Perindustrian Kota Tarakan, Hanto Bismoko menjelaskan, informasi ini telah dikonfirmasikan ke Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI). 

“Mereka sudah mengirimkan data terkait penutupan hotel ini ke tingkat provinsi. Dan memang ada beberapa pegawai juga yang dirumahkan karena kondisi pandemi ini,” kata Hanto Bismoko, akhir pekan kemarin. 

Manajer Hotel Galaxy Elkani Elly membenarkan kabar ini. Hotelnya yang dikelola di jalan Yos Sudarso ini dilaporkan telah menutup total operasi sejak 20 Maret. Seluruh karyawan dirumahkan. Penutupan menimbang alasan keamanan dan kesehatan karyawan dari paparan Covid-19. Manajemen hotel tidak memiliki alat pelindung diri bagi karyawan. Di samping juga okupansi dari hari ke hari terus menurun. “Sehingga kami tutup operasi sementara ini daripada harus menanggung risiko yang lebih besar,” ujarnya. 

Pihak hotel juga membatalkan kesepakatan dengan mitra bisnis yang telah berencana menggelar rapat-rapat di hotel ini. Dan pasca merumahkan seluruh karyawan hingga batas waktu yang belum ditentukan, manajemen juga harus membayar gaji karyawan hingga 31 Maret. 

“Gaji selanjutnya masih dipertimbangkan oleh manajemen untuk memberikan kompensasi. Tetapi kita menjamin akan tetap memberikan THR (Tunjangan Hari Raya) nanti,” ujarnya. 

Dikatakan Elkani, setidaknya ada 7 hotel lain yang berhenti operasi di Kota Tarakan. “Sampai hari ini ada delapan hotel yang tutup. Tetapi saya tidak punya kewenangan untuk menyampaikan hotel apa saja yang tutup,” ujar Elly yang juga menjabat Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restaurant Indonesia (PHRI) Kota Tarakan. 

PHRI menurut Elly, sebelumnya telah mengusulkan keringanan pajak kepada Pemkot Tarakan berupa pembebasan pembayaran Pajak Hotel dan Restoran (PHR). Usulan ini direspon positif Wali Kota Tarakan dengan pembebasan pembayaran PHR 10 persen dari Maret hingga Mei 2020. 

Dampak Covid-19 juga dirasakan Swiss-Belhotel Tarakan. Hotel yang beralamat di Jalan Mulawarman itu telah merumahkan karyawan harian dan kontraknya karena menurunnya pendapatan hotel akibat turunnya okupansi. “Tanggal 21 Maret, kami sudah merumahkan yang tenaga harian. Tanggal 23 sebagian rumahkan tenaga kontrak. Puncaknya dari tanggal 1 April semua yang kontrak dan harian kita rumahkan semua. Jadi mulai tanggal 1 itu kita hanya pekerjaan permanen (tetap),” tutur General Manager Swiss-belhotel Tarakan, Ireng Maulana.

Namun, pihaknya tetap membayarkan hak karyawan. Tenaga harian dibayarkan jika telah menyelesaikan maksimal 20 hari masa kerja. Sementara tenaga kontrak masih menerima gaji terhitung sampai 31 Maret. 

“Kami mengapresiasi kebijakan keringanan PHR dari Pemkot. Kami juga berharap keringanan itu juga diberikan oleh PLN dan PDAM untuk keringanan pembayaran rekening listrik dan air, termasuk BPJS Ketenagakerjaan,” ujarnya. 

“Harapannya, karena force majeure, PLN memberi diskon tagihan 20 sampai 50 persen itu sudah sangat membantu sekali. Kalau BPJS Ketenagakerjaan, kami menginginkan relaksasi,” tambahnya.

Wali Kota Tarakan Khairul membenarkan telah memberikan keringanan PHR. Bahkan tidak hanya hotel, Pemkot juga membebaskan pajak 10 persen untuk warung dan restoran. “Selama sektor ini tidak menarik (meraup pendapatan, Red) dari pelanggan, kita tidak tarik juga,” ujar Wali Kota. 

Di Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, industri perhotelan juga mengalami resesi akibat Covid-19. DC Mega Hotel misalnya, telah merumahkan puluhan karyawan untuk mengefisiensikan keuangan. “Ini efek Covid-19. Tamu sepi, jadi kita tidak operasional sementara. Karyawan kami rumahkan sementara,” kata Acen Dewi Chandra, Manager DC Mega Hotel, Selasa (7/4). 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X