TARAKAN – Lima embung yang dimiliki Tarakan sebagai sumber-sumber air baku bagi produksi air bersih, hanya tiga embung yang berfungsi. Yakni embung Persemaian, Bengawan dan Binalatung atau Kampung Satu.
Dua di antaranya, yakni embung Indulung dan Rawasari masih dalam proses pengerjaan. Padahal, menurut Perumda Tirta Alam Tarakan, Iwan Setiawan, untuk mengantisipasi kebutuhan hingga ke depan, idealnya Tarakan membutuhkan 10 embung.
“Artinya kita cuma pakai tiga embung, yang seharusnya 10 embung,” ujar Iwan. Dengan kondisi demikian, PDAM terkadang memprogramkan pendistribusian air secara bergilir ke rumah pelanggan karena keterbatasan air baku.
Tahun ini Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan memprogramkan pemasangan instalasi pengolahan air (IPA) dengan kemampuan 30 liter per detik. Bisa melayani 2.400-2.800 satuan sambungan.
Jika sudah terpasang dan bisa difungsikan, maka mampu melayani masyarakat yang belum terpasang PDAM di Kecamatan Tarakan Timur seperti di Kelurahan Pantai Amal.
Embung Persemaian sudah over kapasitas, karena melayani hingga pelanggan di daerah Juata. Ke depan direncanakan pembangunan IPA di embung Bengawan, dengan kapasitas 60 liter per detik yang bisa melayani hingga 5 ribu lebih satuan sambungan. Untuk membantu suplai air bersih kepada warga di Juata.
“Kalau itu semua terpasang mungkin agak ringan beban kita untuk tidak terhambat,” tuturnya.
Iwan mengakui, persoalan yang paling penting untuk diselesaikan yakni membagi air secara adil. Karena stok air terbatas, sementara semua harus dapat.
Adapun terkait keluhan masyarakat air yang tidak mengali, Iwan menilai hal yang wajar. “Itu masukkan kita. Artinya ketika air tidak mengalir, kita bisa segera menindaklanjuti,” tuturnya. (mrs/uno)