melanjutkan pembangunan jalan perbatasan Malinau-Krayan, serta pembangunan beberapa gedung dan sarana perkantoran di wilayah Kaltara oleh beberapa instansi. “Selain itu, pertumbuhan juga ditopang oleh lapangan usaha industri pengolahan,” jelas Gubernur.
Diperkirakan juga, sepanjang tahun ini, lapangan usaha perdagangan
besar dan eceran diperkirakan tetap tumbuh positif dan meningkat dipengaruhi adanya event nasional dan regional Kalimantan di Kaltara. “Adanya kenaikan UMP 2020 akan mendorong peningkatan penjualan kendaraan bermotor dan peningkatan konsumsi domestik yang dapat mengakselerasi laju pertumbuhan lapangan usaha perdagangan,” ungkap Irianto.
Tak itu saja, lapangan usaha industri pengolahan diperkirakan akan tumbuh meningkat. Hal ini didukung adanya peningkatan harga komoditas CPO global dan dicabutnya larangan impor CPO oleh negara di Eropa akan berpotensi meningkatkan produksi CPO dalam negeri. “Informasinya, India telah menurunkan bea masuk CPO dari Asia Tenggara. Tarif impor CPO turun dari 44 persen menjadi 40 persen dan produk turunannya berubah menjadi 50 persen dari 54 persen. Hal ini dapat meningkatkan jumlah volume ekspor CPO dari Kaltara yang negara mitra dagang utamanya adalah India,” tutur Gubernur. Disamping itu, beroperasinya 3 (tiga) pabrik CPO baru di Kaltara diperkirakan akan mendorong kinerja lapangan usaha ini pada 2020.
Sedangkan untuk triwulan II 2020, diperkirakan perekonomian juga tetap tumbuh positif dan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan II, peningkatan kinerja pada lapangan usaha utama konstruksi dan perdagangan yang memacu peningkatan kinerja investasi dan konsumsi Rumah Tangga (RT) menjadi faktor utama peningkatan ekonomi Kaltara.
“BI memprediksi bahwa lapangan usaha konstruksi tumbuh meningkat seiring dengan berlanjutnya konstruksi PLTA Sei Kayan Tahap I, lapangan usaha perdagangan tumbuh meningkat seiring dengan naiknya konsumsi RT pada momen HBKN Ramadhan dan Lebaran 2020,” tutur Irianto.