TARAKAN – Tahap dua pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan merealisasikan dengan membuka kembali rumah-rumah ibadah, seperti masjid.
Kemarin (5/6), masyarakat diperbolehkan untuk menunaikan salat Jumat berjamaah. Namun dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Pantauan awak media ini di Masjid Baitul Izzah Islamic Center, salat Jumat terlaksana dengan menerapkan protokol kesehatan.
Mulai dari menyiapkan sabun cuci tangan di tempat wudhu, pemeriksaan suhu badan sebelum masuk masjid, hingga penggunaan masker. Termasuk membawa sajadah sendiri dan menerapkan jarak saat pelaksanaan salat.
Koordinator Sekretaris Masjid Baitul Izzah H Abdul Muis memastikan tetap menerapkan protokol kesehatan, sesuai dengan surat edaran Wali Kota Tarakan dan maklumat bersama. Antara Kantor Kementerian Agama (Kemenag), Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Tarakan.
“Khusus di masjid ini yang mudah dipahami masyarakat. Tetap pakai masker, kemudian cuci tangan dan menjaga jarak,” terang Abdul.
Terkait kebersihan masjid, pihaknya menggunakan bahan pembersih. Pengepelan dilakukan setelah salat berjamaah oleh petugas cleaning service.
Sedangkan untuk pemeriksaan suhu tubuh, tidak memperkenankan masuk masjid. Apabila mendapati suhu tubuh di atas 37,5 derajat celcius. “Alhamdulillah enggak ada komplain, berjalan bagus saja dan cukup banyak saya lihat jamaah yang datang,” tuturnya.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua MUI Kaltara, KH Zainuddin Dalila mengapresiasi respon umat muslim yang antusias menyambut lagi diperbolehkannya beribadah berjamaah di masjid.
“Mereka mengikuti imbauan pemerintah, dengan atur jarak, menyiapkan tempat untuk mencuci tangan,” ujar Zainuddin. Zainuddin berharap setelah Tarakan benar-benar steril dari Covid-19, bisa dikembalikan seperti biasa. Saat ini penerapan saf dilonggarkan, karena untuk menghindari mudarat yang dinilai jauh lebih utama daripada mencari keutamaan ibadah.
Zainuddin memastikan sejak Jumat, maka seluruh masjid boleh melaksanakan salat lima waktu berjamaah. Namun tentu dengan aturan yang ditetapkan pemerintah. “Mari kita berhati-hati supaya tidak ada lagi yang terpapar, lalu menyebabkan masjidnya ditutup lagi. Kita bertanggungjawab masing-masing, untuk kesehatan kita dan keluarga, tetap harus menjadi perhatian,” ungkapnya.
Sementara itu, di Tanjung Selor, khususnya rumah-rumah ibadah disemprot cairan disinfektan. Demikian diungkapkan, Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bulungan Ahmadsyah. Penyemprotan dilakukan berdasarkan permintaan salah satu pengurus rumah ibadah. Agar steril dan aman ketika rumah ibadah tersebut kembali bisa dipergunakan.
“Tahap awal kita lakukan untuk masjid dan gereja. Tahap berikutnya kemungkinan akan lebih banyak lagi,” ujar Ahmadysah. Sebelum di rumah-rumah ibadah, BPBD Bulungan sudah melaksanakan penyemprotan di tempat yang diyakini menjadi pusat perkumpulan warga, seperti pasar.
“Ini sudah tahap dua, melanjutkan kegiatan sebelumnya. Karena rumah ibadah sudah mulai aktivitas kembali,” tutur Ahmadsyah. Diharapkan, bagi jamaah yang melaksanakan salat di masjid merasa aman dan dilindungi dari virus Covid-19.
“Untuk pengurus rumah ibadah agar memperhatikan kebersihan dan menyediakan tempat cuci tangan. Agar jamaah yang beribadah steril,” imbaunya. Di lain pihak, Pengurus Gereja Pantekosta Serikat Indonesia (GPSI), Ruben Sule mengatakan, telah mengirimkan surat resmi kepada BPBD Bulungan. Meminta agar dilakukan penyemprotan disinfektan.
