TANJUNG SELOR - Menjelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak Desember 2020 mendatang, Kepolisian Resor (Polres) Bulungan tak menampik bahwa momentum itu menjadi ladang subur munculnya berita bohong atau hoaks.
Oleh sebab itu, Kapolres Bulungan AKBP Teguh Triwantoro menegaskan penyebaran hoaks adalah perhatian penting. Untuk itu perlu dilakukan upaya pencegahan dan upaya penegasan.
“Mengenai penyebaran berita bohong atau hoaks memang menjadi ladang subur saat pilkada. Tentu antisipasi sudah kita siapkan dengan harapan kejadian seperti ini tidak terjadi" ungkapnya di hadapan awak media, Rabu (1/7).
Selain berita hoaks, tindakan propaganda, politik uang, dan black campaign juga sangat rentan dilakukan oleh oknum-oknum tertentu. Kapolres mengkhawatirkan apabila nanti tindakan propaganda berhasil akan memberikan dampak yang sangat serius.
Walau demikian, Polres Bulungan tuturnya siap mengamankan jalannya tiap tahapan dan berusaha memberikan rasa aman dan nyaman kepada semua lapisan masyarakat.
“Kalau tahapan sendiri kita sudah siap. Kegiatan yang akan dilaksanakan fokus pada pengaman pilkada, menciptakan situasi kamtibmas yang kondusif, cooling system, untuk mengantisipasi kejadian," katanya.
Kapolres menegaskan, oknum-oknum yang memanfaatkan momentum pilkada dengan membuat gaduh melalui penyebaran berita hoaks, propaganda, dan black campaign terancam hukuman yang tegas. Mereka dapat dijerat Pasal 28 Ayat I Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016, dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara dan denda Rp 1 miliar.
Kata Kapolres, mengingat seiring perkembangan zaman saat ini, segala informasi sangat mudah didapat dan diketahui setiap orang. Namun bila tak dilakukan proses penyaringan setiap informasi yang masuk, maka akan menjadi ‘makanan empuk’ bagi pelaku penyebar hoaks khususnya. (*/nkk/mua)
