TARAKAN - Memasuki tahapan verifikasi faktual atas dukungan masyarakat terhadap bakal pasangan calon perseorangan, staf Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Tarakan dan petugas pengawas tahapan verifikasi faktual menjalani rapid tes sejak 29 Juni lalu. Tes tersebut dilakukan sebelum pengawas melakukan pengawasan terhadap proses verifikasi faktual di lapangan.
Anggota Bawaslu Tarakan, Jufri menjelaskan rapid tes dilaksanakan secara bertahap hingga akhir pekan ini. “Kami dibatasi sampai Minggu (5/7). Kita kasih kelonggaran, karena ada yang pengawas verifikasi faktual di lapangan,” katanya, Kamis (2/7).
Rapid tes ini dilakukan selain untuk memastikan kesehatan para pengawas sebelum turun ke lapangan, juga mengikuti instruksi dari Bawaslu RI. Tidak hanya pengawas, tapi seluruh staf di Bawaslu Tarakan juga menjalani rapid tes.
“Memang ada di aturan dan kita mengutamakan kesehatan juga. Petugas di lapangan harus bebas dari Covid-19 saat melakukan verifikasi faktual,” ungkapnya.
Jika ada yang reaktif, akan ditindaklanjuti dengan uji swab. Selain itu, petugas dirumahkan sementara hingga hasil swabnya keluar. Dan apabila ada petugas yang menderita gejala batuk pilek juga diminta untuk tidak bekerja sampai keadaannya benar-benar pulih demi mencegah potensi terjangkiti Covid-19.
Namun sejauh rapid tes yang dilakukan, belum ada staf Bawaslu Tarakan maupun pengawas tahap verifikasi vaktual yang dinyatakan reaktif. “Mereka bisa mengetahui juga kalau diri mereka aman dan bisa bekerja dengan baik. Jadi saat melaksanakan tugasnya tidak khawatir. Tapi yang jelas di lapangan kita juga tetap mengutamakan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker dan menjaga jarak,” pungkasnya. (*/sas/mua)
