TARAKAN – Hadirnya fakultas kedokteran menjadi salah satu impian yang ingin diwujudkan Prof Adri Patton saat dilantik sebagai Rektor Universitas Borneo Tarakan (UBT).
Itu dilatarbelakangi kebutuhan di Kalimantan Utara akan tenaga kesehatan terutama dokter yang dinilainya masih kurang.
“Saya memahami bagaimana Kalimantan Utara ini masih banyak kekurangan dokter. Makanya ada dokter terbang, program yang dilakukan pak gubernur, untuk memenuhi kebutuhan akan kesehatan yang ada di daerah-daerah perbatasan, pedalaman, daerah-daerah terpencil, pantai dan sebagainya,” terang Adri Patton, Minggu (5/7).
Ia pun sedang mengupayakan untuk mewujudkan impian tersebut. Di antaranya dengan telah meningkatkan Fakultas Ilmu Kesehatan. Di dalamnya ada dua program studi, yakni kebidanan dan keperawatan, dari D-III menjadi S-1.
“Bersama-sama pak gubernur, waktu itu kita langsung S-1. Kita datang ke kementerian, dari Borneo Tarakan langsung memohon untuk ditingkatkan dari Diploma III ke S-1. Alhamdulillah, dua-dua ini disetujui,” bebernya.
Dengan telah dibukanya S-1 Fakultas Ilmu Kesehatan, Adri menilai, bisa saja UBT membuka fakultas kedokteran. Akan tetapi, dibutuhkan komitmen pemerintah daerah agar rumah sakit yang ada di Tarakan menjadi rumah sakit pendidikan.
Ia menilai banyak dokter di Tarakan yang sudah bisa mengajar. Selain itu, pihaknya sudah melakukan MoU dengan Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda dan Universitas Air Langga (Unair). Sehingga bila fakultas kedokteran dibuka di UBT, bisa berbagi melakukan pembinaan.
Terbaru, UBT memiliki gedung laboratorium terpadu yang memungkinkan semua kegiatan laboratorium bisa. Diperkirakan, tahun depan akan dibangun satu gedung lagi di UBT, untuk laboratorium ilmu hayati.
Rektor UBT tersebut menargetkan, fakultas kedokteran bisa terwujud dalam tiga tahun ke depan. (mrs/uno)
