Harga Ayam Potong Merangkak Naik

- Rabu, 8 Juli 2020 | 22:07 WIB
HARGA AYAM NAIK: Stok ayam di pasar tradisional menipis akibat kurangnya bibit DOC.
HARGA AYAM NAIK: Stok ayam di pasar tradisional menipis akibat kurangnya bibit DOC.

TARAKAN - Harga ayam potong di sejumlah pasar tradisional di Kota Tarakan mengalami kenaikan. Dari harga biasanya berkisar Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu per kilogram (kg), kini naik menjadi Rp 45 ribu hingga Rp 50 ribu per kg. 

Pedagang di Pasar Gusher, Alpian menuturkan jumlah ayam potong yang ia beli dari distributor dikurangi dari biasanya. 

“Ayam kurang. Pembeli sama permintaan banyak. Dulu pernah banjir (permintaan ayam, Red), sampai harganya murah karena daya beli kurang. Sementara bibit DOC (day old chicken) lancar masuk. Sekarang, DOC kurang,” katanya, Selasa (7/7).

Alpian biasanya menyetok ayam 400 ekor per hari. Namun sekarang jumlah pasokan ayam potong hidup dibatasi hingga 50 persen. Dalam arti, 300 ekor dengan ukuran ayam per ekor 3 kg maka sehari bisa sampai 900 kg. Sekarang ia hanya mendapatkan jatah di bawah 200 ekor per hari.

“Sekarang ukuran ayam juga agak kecil hanya berkisar 2,5 kg. Jadi, ayam tetap ada tapi harganya tinggi karena jumlahnya kurang. Mungkin awal Agustus baru normal. Sekarang kami jualan tidak sampai sore. Siang saja sudah habis,” jelasnya.

Pengusaha inti ayam, Dapot Sinaga membenarkan keterbatasan DOC akibat pandemi Covid-19. Sebelum pandemi, pihaknya sudah menyiapkan ayam potong sesuai kebutuhan di pasar. Namun ditambah dengan diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), seluruh rumah makan ditutup dan ayam menjadi banjir di pasaran hingga dijual dengan harga murah. 

“Biasanya kita jual Rp 30 ribu sampai Rp 34 ribu per kg. Waktu itu sempat kita jual Rp 18 ribu sampai Rp 13 ribu per kg. Akhirnya, kita habisin yang sudah banjir ini, kemudian bibit DOC kita kurangi. Ada DOC yang dibuang, dibakar. Kami pun tidak mengambil jatah DOC atau kurangi DOC yang kami ambil. Akhirnya berimbas pada jumlah pasokan ayam saat ini,” ungkapnya. 

Memasuki masa 40 hari, lanjut Dapot, jumlah panen ayam potong berkurang. Ia mengaku biasanya mengambil bibit 12 ribu ekor per minggu. Namun saat ini menjadi hanya 7 ribu ekor per minggu. Akhirnya, jumlah bibit juga dikurangi oleh pemasok DOC. 

Saat permintaan banyak, jumlah ayam potong pun berkurang. Sementara untuk kebutuhan masyarakat jelang Iduladha, kemungkinan juga akan terbatas. Dari biasanya, ia memasok 20 ribu ekor untuk Iduladha. Tahun ini ia hanya mendapat pasokan DOC sebanyak 13 ribu ekor. 

“Takut juga DOC mau disiapkan banyak dari pemasok. Jadi penetasan dikurangi. Kami lihat sudah mulai ramai, mau minta tambah pun tidak ada. Jadi, untuk lebaran haji ini kita dijatah hanya dapat 13 ribu. Semoga cukup. Tapi ya harga mungkin tetap di sekitar yang saat ini saja,” pungkasnya. (*/sas/mua)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X