Datangkan Ayam 30 Ton

- Kamis, 9 Juli 2020 | 17:20 WIB
HARGA AYAM NAIK: Stok ayam di pasar tradisional di Tarakan menipis akibat kurangnya bibit DOC.
HARGA AYAM NAIK: Stok ayam di pasar tradisional di Tarakan menipis akibat kurangnya bibit DOC.

TARAKAN - Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DP3) Kota Tarakan rencananya akan melakukan rapat bersama para pengusaha ayam inti, Kamis (9/7) hari ini. Rapat akan membahas persoalan tingginya harga ayam potong di Tarakan dalam beberapa hari terakhir. 

Kepala DP3 Tarakan Elang Buana menjelaskan selain akan memanggil pelaku usaha ayam, juga memanggil pelaku usaha hatchery ayam dan pengusaha lain yang berkaitan dengan industri ayam potong. 

“Kita ada upaya untuk mengatasi kekosongan ayam potong ini dengan mendatangkan ayam beku dari Surabaya. Paling tidak untuk menutupi kebutuhan warung makan,” jelasnya, Rabu (8/7). 

Direncanakan tahap awal didatangkan sekitar 14 ton hingga 30 ton ayam beku asal Surabaya dalam waktu dekat. Dengan pasokan tersebut diperkirakan pengusaha ayam inti sudah bisa memanen ayam sesuai kebutuhan masyarakat. Setelah itu, pihaknya baru mengurangi permintaan ayam beku saat Iduladha.

“Kita menunggu hasil pertemuan dengan pengusaha ayam inti juga. Kira-kira bagaimana mengatasi harga ayam dan mengukur kebutuhan hingga ketersediaan ayam potong di Tarakan. Memang solusi sementara mendatangkan ayam beku bekerja sama dengan pengusaha di Tarakan,” ungkapnya.

Soal kenaikan harga ayam potong, Elang belum bisa memastikan adanya penurunan harga. Sebab kekurangan DOC (day old chicken) bukan hanya melanda Tarakan. Tapi terjadi hampir di seluruh Indonesia.

“Sejak awal tahun kita sudah produksi DOC sendiri. Tapi karena ada kekurangan permintaan DOC, saat diberlakukan PSBB beberapa waktu lalu, akhirnya sejumlah DOC ada yang dibakar agar pabrik penetasan ayam ini tidak merugi. Terlebih lagi pakan ayam yang mahal, sedangkan harga DOC murah,” bebernya.

Beberapa waktu lalu, Tarakan sempat mengirim ayam potong keluar kota untuk mengurangi jumlah kerugian peternak. Harga jual di luar kota seperti di lokasi pertambangan dan perkebunan cukup tinggi. Sehingga bisa membantu mengurangi kelebihan stok ayam di Tarakan. 

“Karena di luar lebih mahal, sedangkan di Tarakan waktu itu dijual dengan harga Rp 35 ribu di pasar. Memang DPRD merekomendasikan supaya bisa dikirim keluar. Pas warung sudah buka lagi saat ini, kebutuhan ayam naik. Tapi jumlah ayam di peternak kurang,” pungkasnya. (*/sas/mua)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Kerja Sama dengan SRC

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:49 WIB

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB
X