TANJUNG SELOR - Upaya menekan angka kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), maupun kekerasan terhadap anak secara garis besar dilatarbelakangi oleh faktor ekonomi maupun kurangnya ketidakkepercayaan sehingga rasa harmonis dalam keluarga hilang.
Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bulungan Rosana Bin Serang menuturkan, tindakan KDRT merupakan perbuatan kekerasan yang dilakukan karena dimotori oleh beberapa faktor seperti persoalan keluarga ataupun faktor ekonomi, lingkungan maupun rasa egoisme. Jika lambat diatasi, persoalan tersebut kata Rosana besar kemungkinan memicu KDRT.
"Akar persoalan KDRT bisa saja terjadi karena faktor ekonomi, orang ketiga dalam keluarga maupun rasa tidak saling mengalah. Sehingga munculnya suatu ketidakpercayaan. Jika tidak ditanggani dengan baik, lambat laun persoalan tersebut berbuntut pada miskomunikasi dan berujung pada kekerasan," tutur Rozana, Kamis (9/7).
Tahun 2019, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Bulungan menanggani sekitar 15 kasus KDRT.
Jumlah tersebut diharapkan Rozana terus menurun sehingga Kabupaten Bulungan dan Kaltara pada umumnya bebas dari KDRT. Ia mengharapkan dinas terkait untuk melakukan langkah-langkah pencegahan dan pembinaan kepada keluarga demi meminimalisir KDRT. (adv/*/mts/mua)
