SMPN 7 Siapkan KBM Daring dan Luring

- Minggu, 19 Juli 2020 | 17:48 WIB
SIAPKAN DUA METODE: SMPN 7 Tarakan menyiapkan dua metode KBM di masa pandemi Covid-19.
SIAPKAN DUA METODE: SMPN 7 Tarakan menyiapkan dua metode KBM di masa pandemi Covid-19.

TARAKAN – Penerapan sistem pembelajaran via daring di masa pandemi Covid-19, tak bisa diikuti semua siswa di Tarakan, khususnya siswa SMPN 7 Tarakan. 

Sebab, berdasarkan pendataan yang dilakukan pihak sekolah tersebut, masih ada sebagian kecil peserta didiknya yang tidak bisa mengikuti sistem pembelajaran tersebut.   

SMPN 7 Tarakan sendiri baru melaksanakan proses belajar mengajar (KBM) via daring mulai Senin (20/7) besok. Sebelum menerapkan itu, selama sepekan ini, dilakukan pendataan terhadap siswa yang tidak bisa mengikuti KBM via daring. 

“Data kemarin itu sekitar 5 persen dari seluruh peserta didik. Kalau kelas VII itukan ada 23,5 persen dari situ yang memang tidak bisa pembelajaran daring,” ujar Kepala SMPN 7 Tarakan, Finy Napasti, Jumat (17/7). 

Jumlah yang sama juga diperkirakannya terjadi untuk siswa kelas VIII dan IX. Alasan mereka, menurut Friny Napasti, karena keterbatasan fasilitas, seperti tidak memiliki smartphone maupun sulit membeli paket data. Kebanyakan yang mengalaminya adalah siswa kurang mampu.   

“Jadi memang kita tidak bisa paksakan,” beber mantan Kepala SMPN 2 Tarakan ini. 

Untuk menyiasatinya, pihaknya sudah menyiapkan sistem pembelajaran dengan dua metode. Selain melalui daring, juga bisa dilakukan luar daring (luring).

Ia menjelaskan, siswa yang melakukan pembelajaran melalui luring, orangtuanya akan mengambil tugas dan materi yang disiapkan sekolah, kemudian dibawa pulang untuk dikerjakan oleh anaknya. Setelah itu dikembalikan lagi ke sekolah.  

Ia menegaskan, untuk pembelajaran luring, pihaknya tetap mengikuti jadwal pembelajaran. Artinya, orangtua harus mengembalikan semua tugas-tugas yang diberikan sesuai batas waktu yang ditetapkan guru.

“Misalnya kalau hari ini tugas itu harus diselesaikan pada jam 12, maka jam 12 orangtua harus memastikan bahwa hasilnya itu kembali ke sekolah,” tegasnya. 

Tetapi Friny juga menerangkan, bahwa tugas yang diberikan guru bukan tugas yang harus diselesaikan dalam satu hari. Karena masa pandemi, jadi ada jangka waktu yang diberikan oleh guru sehingga orangtua juga tidak setiap hari harus ke sekolah.

Adapun via daring, jelas Friny, setiap guru membuka kelas online. Guru akan membuka google classroom. Semua materi dan bahan ajar dikirim via aplikasi tersebut, siswa tinggal mengerjakan lalu di-upload di aplikasi tersebut. 

Dalam sistem pembelajaran ini, pihaknya juga meminta  peran orangtua untuk turut mendampingi anaknya. “Kami meminta orangtua mendampingi, tapi sekali lagi kan tidak mungkin orangtua full menjaga anaknya di rumah untuk belajar, tapi setidaknya setiap minggu kami minta orangtua untuk melaporkan kepada wali kelas, bagaimana kondisi belajar anaknya. Kalau seumpama sekolah menemukan anaknya tidak mengerjakan tugas, itu biasanya wali kelas langsung menghubungi orangtuanya,” pintanya.  

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Tarakan Tajuddin Tuwo mengaku, pihaknya telah menyiapkan berbagai metode pembelajaran. Di antaranya melalui media televisi maupun radio. 

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X