TARAKAN -Pembukaan musim ekspor kepiting ke Malaysia pada tahun ini mengalami peningkatan. Malaysia sempat menutup kegiatan ekspor impor akibat pandemi Covid-19. Namun pada Mei kemarin negeri jiran itu mulai membuka kran perdagangan luar negerinya.
Kepala Seksi Pengawasan, Pengendalian, dan Informasi Balai Karantina Ikan, dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Tarakan, Muhammad Roy Pahlevi mengatakan, per tanggal 25 Juli terjadi peningkatan menjadi 390.148 Heavy Duty Surcharge (HDS) atau biaya tambahan beban berat dengan nilai ekonomis Rp 7.436.480.000. Sementara dibanding Juni lalu hanya 341.000 HDS dengan nilai ekonomis Rp 6.820.000.000.
“Untuk di bulan Mei, pada saat itu ada 132.000 HDS kepiting yang diekspor ke Malaysia dengan nilai ekonomis Rp 2.640.000.000. Ekspor kepiting ke Malaysia sudah terlihat normal ketika Malaysia pada Mei lalu membuka kembali ekspor dan impor di daerah perbatasan,” jelasnya, Jumat (31/7).
Ditambahkan, peningkatan kegiatan ekspor dan impor ke Malaysia, tidak lepas dari batas waktu pelaksanaan kegiatan open season sesuai dengan Surat Edaran (SE) Nomor B-205/MEN-KP/IV/2020 hingga 31 Juli.
“Open season tahun ini sesuai dengan SE Nomor B-205/MEN-KP/IV/2020 dimulai 16 April hingga 31 Juli. Bulan ini merupakan bulan terakhir sehingga terjadi peningkatan jumlah ekspor kepiting,” sebutnya.
Selain ke Malaysia, lanjut Roy, ekspor kepiting juga dilakukan ke negara Taiwan dan Singapura. Namun kebanyakan kepiting yang diekspor merupakan kepiting beku.
“Dari data yang kita miliki untuk kegiatan ekspor kepiting beku selain ada yang ke Malaysia, ada juga ke Taiwan dan Singapura. Namun frekuensi pengirimannya tidak sebanyak dengan kepiting fresh yang kebanyakan dikirim ke Malaysia,” imbuhnya.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kaltara, Muhammad Nur Hasan mengaku open season kali ini berdampak positif kepada pelaku usaha di bidang perikanan khususnya kepiting. Dia mengaku sebelumnya pelaku usaha kesulitan untuk menjual hasil perikanan.
“Alhamdulillah sekarang sudah banyak pilihan dalam pengiriman hasil perikanan. Sekarang bisa melalui pesawat atau langsung ke Malaysia. Kita harapkan kondisi ini berangsur-angsur pulih,” singkatnya. (*/sas/mua)