TARAKAN - Sistem pertahanan di Pangkalan Udara (Lanud) Anang Busra Tarakan akan diperkuat dengan skuadron Udara PTTA (Pesawat Terbang Tanpa Awak) atau UAV.
Komandan Lanud Anang Busra Tarakan, Kolonel (Pnb) Somad kepada awak media mengatakan, PTTA merupakan pesawat kecil yang sangat efektif. Bisa dimanfaatkan untuk pengawasan dan patroli. “Bisa dibuat lebih canggih seperti yang dilakukan Amerika dan Israel, yakni digunakan untuk mengebom,” ujarnya.
Pengoperasiannya tidak perlu harus menerbangkan dengan pilot di dalam pesawat, cukup dengan memanfaatkan semacam simulator yang terdiri dari kokpit, dashboard, dan instrumen navigasi.
Rencana menghadirkan skuadron udara PTTA ini juga sudah dimulai dari sekarang. Pihaknya sudah membangun apron. Sementara pengerjaan perkantoran dan hanggar terhenti karena pandemi Covid-19.
“Yang kita siapkan baru 40 persen, berhenti akibat Covid-19. Apronnya sudah jadi, tapi untuk kantor, hanggar, berhenti semua. Tinggal mau kita perkeras, baru land clearing saja," beber Somad yang baru menjabat menggantikan Kolonel (Pnb) HKD Handaka.
Nantinya, Tarakan menjadi skuadron UAV 53. Menurut Somad, persiapan struktur oganisasi maupun pengawakannya sudah disiapkan, tinggal menunggu sarana dan prasarana.
Skuadron PTTA akan dipimpin komandan berpangkat Letnan Kolonel (Letkol) dilengkapi sekitar 120 personel, termasuk air kru pesawat dan mekaniknya.
Menurutnya, pembentukan skuadron PTTA diproyeksikan di dua daerah. Selain Tarakan, juga Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau sebagai skuadron UAV 51, untuk menjaga perbatasan. Sementara skuadron UAV 52 berada di Pontianak.
Selain skuadron PTTA 53, dibeberkan Somad bahwa ke depan juga ada rencana pengembangan skuadron Pasukan Khas (Paskhas) di Lanud Anang Busra, serta menambah fasilitas militer hingga fasilitas di bibir pantai.
“Kalau sudah pesawatnya ada di sini (Tarakabn) otomatis butuh pasukan penjaga. Paskhas di situ, kemudian kita buat juga sarana-sarana latihan seperti lapangan tembak sampai ke ujung pinggir pantai itu," ujarnya. (mrs/mua)
