Jenazah Bharatu Donni Ditemukan Nelayan

- Rabu, 12 Agustus 2020 | 21:24 WIB
EVAKUASI: Jenazah Bharatu Donni Budi Santoso dibawa ke mobil ambulance yang berhasil ditemukan, selanjutnya dibawa ke RSUD Tarakan untuk dilakukan visum, Selasa (11/8).
EVAKUASI: Jenazah Bharatu Donni Budi Santoso dibawa ke mobil ambulance yang berhasil ditemukan, selanjutnya dibawa ke RSUD Tarakan untuk dilakukan visum, Selasa (11/8).

TARAKAN - Bharatu Donni Budi Santoso ditemukan dalam kondisi mengapung dan meninggal dunia di perairan Pulau Tibi, Kabupaten Tana Tidung (KTT), Selasa (11/8) sekitar pukul 08.30 Wita. 

Hingga kini masih ada satu personel Polairud Baharkam Mabes Polri, Bharatu Yoseph Arianto yang masih dalam pencarian pasca kecelakaan laut, pada Sabtu (8/8) sekitar pukul 23.00 Wita.

Direktur Polair Baharkam Mabes Polri, Brigjen Pol Yassin Kosasih mengatakan, awalnya Tim Search and Rescue (SAR) gabungan mendapat informasi telah ditemukannya jenazah Bharatu Donni Budi Santoso di pinggir pohon bakau oleh nelayan di perairan Pulau Tibi sekitar pukul 08.30 Wita.

Bharatu Donni yang menjabat sebagai Tamtama Teknik pada Kapal Kepondang 5001 ini akhirnya berhasil dievakuasi sekitar pukul 08.55 Wita.

“Titik koordinat ditemukan, 3 derajat, 30 menit, 200 80 11 lintang utara, 117 derajat, 26 detik dan 740 bara timur. Jarak dari TKP (tempat kejadian perkara) awal kurang lebih hanya 1,8 nautical mile (NM) ke arah selatan. Artinya tidak terlalu jauh dari TKP awal ditemukannya korban ini,” jelasnya.

Setelah dievakuasi, jenazah langsung dibawa ke RSUD Tarakan untuk dilakukan visum. Saat ditemukan, kondisi jenazah dalam keadaan utuh. Meski pakaian serta handphone milik korban masih ada, life jacket korban sudah tidak melekat ditubuh korban. 

Korban yang berasal dari Pontianak ini dipulangkan Rabu (12/8) hari ini sekitar pukul 09.00 Wita. 

“Sementara jenazah Brigpol Ivan Bilasvon sudah dipulangkan tadi (kemarin, Red)," ujarnya.

Usai proses pencarian pihaknya langsung melakukan analisa evaluasi. Sehingga, ditemukannya korban pada hari pertama pencarian serta melihat kondisi cuaca. Barulah pihaknya membuat analisa arah dan tujuan tim SAR gabungan pada pencarian selanjutnya. 

“Kita berharap rekan kita satu lagi segera ditemukan,” imbuhnya. Yassin mengaku sudah melakukan diskusi kepada Kepala Tim operasi rutin, Brigadir Ujang sebelum kejadian kecelakaan laut terjadi. Bahkan, pihaknya sudah mengecek perkiraan cuaca dan gelombang oleh Badan Meterologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG). Sehingga bisa diyakini gelombang pada saat kecelakaan itu cukup baik. Tak hanya itu, pihaknya mengklaim batas penumpang sebanyak 6 orang sudah sesuai standar Polri. 

“Tetapi alam tidak bisa kita duga. Tiba-tiba datang ombak,” imbuhnya. Hingga kini, pihaknya juga belum bisa memastikan kondisi speedboat saat kecelakaan terjadi. Mengingat pada saat itu cuaca sudah sangat gelap. Pihaknya menegaskan sampai saat ini speedboat yang digunakan saat operasi layak berlayar. Salah seorang korban selamat juga mengakui, gelombang pada saat itu mencapai 2,5 meter. 

“Pada saat kena ombak pertama dan kapal itu pecah, 6 anggota kita ini sempat berpegangan. Tetapi gelombang datang silih berganti. Sehingga mereka tidak punya kekuatan untuk bersama-sama lagi. Yang korban tiga ini sudah menyampaikan jika tidak tahan lagi. Tidak menutup kemungkinan air masuk ke hidung dan mulut. Hingga akhirnya terpecah,” ungkapnya.

Sebelum melakukan operasi, komandan kapal sudah mempunyai pengalaman dalam beberapa tahun dan juga sempat di beberapa kapal. Dalam arti, penguasaan medan sudah mampu dikendalikan. Akan tetapi, kondisi alam yang tidak bisa diduga sehingga menyebabkan kecelakaan. “Pemberian kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi juga sedang dalam proses,” tuturnya. (*/sas/mua/uno)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB

Abrasi Masih Mengancam Warga Sebatik

Senin, 25 Maret 2024 | 16:25 WIB
X