TARAKAN – Sepanjang 2020, petugas Aviation Security (Avsec) Bandara Juwata Tarakan, berhasil menggagalkan beberapa kali upaya penyelundupan sabu-sabu. Tidak hanya dalam barang bawaan penumpang, petugas juga mendapati sabu dikemas dalam sound speaker dalam kargo yang akan dikirim ke Sulawesi Selatan, pekan lalu.
Kepala Bandara Juwata Tarakan, Agus Priyanto menjelaskan, pihaknya selalu memperketat pengawasan barang bawaan penumpang maupun kargo. Khusus penyelundupan narkoba, pihaknya berharap ada tanggung jawab bersama aparat penegak hukum dan masyarakat.
“Kita akan selalu maksimal membantu aparat, dalam pengungkapan narkoba melalui bandara. Selama saya di sini saja, sudah tiga kali pengungkapan sabu,” ujarnya, Sabtu (15/8).
Diketahui pada kasus pertama, petugasnya mengungkap upaya penyelundupan 488 gram sabu, kemudian sabu cair yang dikemas seperti air kemasan dalam dua botol 1,5 liter. Terakhir, sabu seberat 450 gram sabu dalam sound speaker yang hendak diselundupkan melalui kargo barang.
“Kalau yang cair itu harganya bisa sampai Rp 1,5 miliar. Memang sabu cair ini seperti tidak kelihatan. Tapi, untuk di pesawat, kalau cairan lebih dari 1 liter, itu patut dicurigai,” jelasnya.
Disebutnya, membawa air mineral hingga 3 liter, memang sangat mencurigakan. Terlebih, untuk penerbangan yang kurang dari satu jam. Lebih lanjut, kata Agus, cairan yang bukan air mineral, akan tampak berbeda saat melewati mesin X-Ray. “Mungkin kalau misalnya cuma 600 gram tidak terdeteksi, kita perkirakan cuma untuk minum,” imbuhnya.
Petugas Avsec, memang diberikan pelatihan khusus agar bisa membedakan barang berbahaya untuk penerbangan dan barang terlarang. (*/sas/udi)