TARAKAN - Balai Karantina Pertanian Tarakan melaporkan selama periode Januari 2020 sampai saat ini, Karantina Tarakan wilayah kerja Bandara Juwata Tarakan telah mensertifikasi sebanyak 356 kali Sarang Burung Walet Putih. Dengan total 19.233,2 kilogram atau senilai Rp 192.332.000.000.
Usaha sarang burung walet Kaltara dinilai potensi yang menjanjikan, termasuk peluang ekspor ke luar negeri seperti ke Tiongkok. Hanya saja, masih butuh proses pembersihan agar bisa memenuhi standar kebersihan negara tujuan. Sementara hasil usaha peternak walet di Kaltara belum diolah, sehingga belum bersih.
“Kalau tujuan ekspor itu Tingkok. Pemanfaatannya banyak. Ada yang kosmetik, dipakai untuk obat-obat herbal, obat-obat kesehatan. Kita belum memiliki tempat pemprosesan, jadi kita harus ke wilayah lain. Kita harap pengusaha walet memenuhi pemprosesan itu, supaya bisa langsung ekspor ke Tiongkok,” terang Kepala Balai Karantina Pertanian Tarakan Akhmad Alfarabi, belum lama ini.
Untuk ekspor sarang burung walet, ada persyaratan yang harus dipenuhi dari negara tujuan. Salah satunya, harus diregistrasi terlebih dulu oleh Badan Karantina Pertanian. Tempat sarang burung walet harus ada standar-standar yang harus dipenuhi. Setelah bersih dan dilakukan uji laboratorium, baru bisa dilakukan pengiriman ke luar negeri.
Untuk sementara ini, menurutnya,hasil usaha sarang burung walet Kaltara hanya dikirim ke untuk wilayah Indonesia seperti ke Surabaya, Jawa Tengah dan Jakarta. “Kalau di wilayah kita sangat menjanjikan. Tinggal kemauan dari rekan-rekan pengusaha sarang burung walet ini untuk bisa dibersihkan di sini. Bisa kita olah di sini, sesuai dengan permintaan negara tujuan baru diekspor,” ungkapnya. (mrs/mua/uno)
