Kesegaran Ikan Harus Dijaga

- Senin, 24 Agustus 2020 | 20:34 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

TARAKANBeberapa jenis ikan yang dikonsumsi masyarakat, biasanya bisa mengandung zat kimia sendiri seperti histamin. Kemudian, zat kimia yang sengaja ditambahkan ke ikan agar kesegarannya tetap terlihat, seperti formalin dan antibiotik.

Hal ini yang membuat pelaku usaha di bidang perikanan, harus melakukan proses penangkapan, penanganan dan penyimpanan dengan baik. Termasuk menjaga kesegaran ikan, sebelum sampai ke masyarakat untuk dikonsumsi.

Kepala Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Tarakan, Umar melalui Pengawas Mutu Hasil Perikanan, Jodi Eka Prasetya menjelaskan, amina biogenik atau histamin ini merupakan salah satu senyawa biogenik yang dianggap sebagai penyebab utama keracunan makanan yang berasal dari ikan. Histamin terbentuk melalui dekomposisi bakteri dari histidin bebas.

“Histidin sendiri merupakan asam amino alami yang ditemukan dalam jaringan otot ikan yang hidup di perairan tropis dan subtropis. Timbulnya histamin disebabkan penanganan ikan yang tidak baik selama penangkapan, penanganan dan penyimpanan. Maka dari itu kami imbau untuk selalu menjaga kesegaran ikan dengan menyimpan dan menangani ikan dengan baik,” jelasnya, Sabtu (22/8).

Lebih lanjut, kata Jodi, histamin pada ikan tertentu akan naik jika dalam keadaaan suhu tinggi. Seperti pada ikan tongkol, histaminnya akan naik jika suhunya tidak dijaga dan tetap rendah.

"Histamin itu, kimia alami pada ikan tertentu, tapi tidak semua ikan. Bahayanya, salah satunya bisa mengakibatkan akumulasi gatal-gatal atau alergi,” ungkapnya.

Sementara, zat kimia buatan yang sengaja ditambahkan seperti antibiotik dan formalin. Antibiotik biasanya ditambahkan saat masih di tambak. Namun, di Tarakan masih merupakan tambak alami dan diperkirakan tidak ada yang menggunakan antibiotik.

“Di Tarakan ini semuanya tambak alami dan tradisional, jadi menggunakan pakan alami. Saya pikir kemungkinan menggunakan antibiotik juga kecil. Belum ada juga kita temukan kasusnya,” imbuhnya.

Ditambahkan, untuk zat kimia formalin setelah di darat dan biasanya diberikan sebelum dijual. Formalin diberikan untuk menjaga kesegaran ikan. Karena merupakan bahan kimia, formalin berbahaya jika terus-terusan dikonsumsi masyarakat, bisa mengakibatkan kerusakan organ tubuh hingga kematian. Di Tarakan, pihaknya belum menemukan formalin pada ikan.

“Tapi, di Tarakan ini rata-rata negatif penggunaan formalin. Karena rantai pemasarannya pendek. Beda kalau di Jawa, jarak pasar dan tempat penampungan ikannya jauh. Sehingga ada kemungkinan penjual atau distributor menambahkan formalin supaya tetap awet dan bisa dijual kembali,” pungkasnya. (*/sas/mua)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X