HADUH...!! Ada 580 Kasus HIV/AIDS di Tarakan

- Rabu, 26 Agustus 2020 | 19:03 WIB
TINGKATKAN PELAYANAN: Wali Kota Tarakan Khairul meninjau ruangan di layanan PDP untuk pemeriksaan kasus HIV/AIDS, Selasa (25/8).
TINGKATKAN PELAYANAN: Wali Kota Tarakan Khairul meninjau ruangan di layanan PDP untuk pemeriksaan kasus HIV/AIDS, Selasa (25/8).

TARAKAN - Di tengah ancaman Corona Virusdisease 2019 (Covid-19) yang belum usai, ternyata Tarakan pun dihadapkan pada kasus HIV/AIDS.

Data yang diperoleh Dinas Kesehatan (Dineks) Tarakan, jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS hingga saat ini sudah mencapai 580 kasus. 

“Total kasusnya 580, yang sudah pengobatan 177 orang,” ucap Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Tarakan, Bahriatul Ulum. Dari keterangan Bahriatul, penyakit yang belum ditemukan obat kesembuhannya ini sudah menular hingga beberapa kelompok berisiko. Bahkan telah menjangkiti anak bayi.

“Ada beberapa kelompok risiko. Pertama, ada LSL (Lelaki Suka Lelaki), waria dan warga binaan penjara. Jadi istilahnya, ada kelompok-kelompok risiko yang HIV, termasuk ibu hamil. Ini tersebar rata, dan telah kita tangani semua. Yang bayi juga ada, karena biasanya ini anak dari pasangan muda,” sebutnya.

Dinkes Tarakan sekarang fokus pada pengobatan orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Kasus yang sudah ditemukan, harus menjalani pengobatan. “Upaya inilah yang kita kejar, agar ON ARV meningkat lagi. Selama ini baru sekitar 30-40 persen saja. Jadi kita upayakan untuk ODHA ON ARV bisa lebih tinggi capaiannya,” ungkapnya.

Salah satu upaya dengan membuka layanan Perawatan Dukungan Pengobatan (PDP) di Puskesmas Karang Rejo. Di mana, masyarakat yang terinfeksi HIV/AIDS dengan kategori stadium satu dan dua, bisa mendapatkan pengobatan di puskesmas tersebut.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Karang Rejo, Jumiati menjelaskan di layanan PDP, masyarakat bisa melakukan tes dan mendapatkan pengobatan secara gratis.

“Tes dan obatnya gratis,” tutur Jumiati. Mekanismenya, menurut Jumiati, warga terlebih dulu melakukan konseling. Setelah itu dilakukan tes HIV untuk mengetahui status HIV.

Jika dinyatakan reaktif, maka akan dimaksukkan di dalam layanan PDP. “Nanti di situ dokter akan menentukan, didiagnosanya apa, HIV grade berapa. Termasuk mencari, ada tidak infeksi oportunistik. Merupakan infeksi yang harusnya tak muncul. Tapi karena kekebalan tubuhnya rendah, maka akan muncul seperti itu. Setelah itu kita akan lakukan pemeriksaan laboratorium,” bebernya.

Jika sudah diketahui statusnya, hasil laboratorium juga normal, maka langsung dilakukan pengobatan ARV. Hanya saja, untuk pemeriksaan laboratorium, karena pihaknya tidak ada, maka dikenakan berbayar jika tidak ada penjaminan.

Dikatakan Jumiati, saat ini ada 89 pasien positif HIV yang ditangani pihaknya. Namun, baru tiga orang yang telah mendapatkan pengobatan. Tiga orang lainnya sedang mengantre. (mrs/uno) 

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X