Komoditas Pertanian Ekspor Kaltara Meningkat

- Senin, 7 September 2020 | 21:10 WIB
ALAMI PENINGKATAN: Petugas Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan memperlihatkan komoditas pertanian.
ALAMI PENINGKATAN: Petugas Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan memperlihatkan komoditas pertanian.

TARAKAN - Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Tarakan mencatat adanya peningkatan permohonan fasilitasi ekspor tiga komoditas pertanian yang cukup signifikan. Komoditas tersebut adalah palm kernel, kakao, dan pisang. 

Peningkatan terjadi berkat gencarnya Gerakan Tiga Kali Lipat ekspor produk pertanian (Gratieks). Gerakan yang digagas oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo ini mampu menggairahkan potensi agribisnis. Apalagi di tengah masa pandemi Covid-19 saat ini. 

Berdasarkan data pada sistem perkarantinaan, IQFAST Karantina Pertanian Tarakan, pada semester pertama tahun 2020 permohonan sertifikasi ekspor ketiga komoditas pertanian yaitu sub sektor perkebunan berupa produk turunan kelapa sawit seperti palm kernel sejumlah 14,85 ribu ton dengan nilai ekonomis Rp 76,77 miliar, kakao biji 10,79 ton senilai Rp 331 juta, dan sub sektor hortikultura berupa buah pisang sejumlah 38,5 ton dengan nilai ekonomis Rp 193 juta. 

Tahun 2019 pada periode yang sama, permohonan sertifikasi ekspor palm kernel sejumlah 7,2 ribu ton dengan nilai ekonomis Rp 14,85 miliar, kakao biji hanya 2 kg dengan nilai ekonomis Rp 100 ribu. Adapun pisang, tidak ada permohonan sertifikasi.

“Adanya dukungan penuh dari seluruh pihak baik pemda, pelaku usaha, dan petani. Maka Gratieks di Kaltara disambut baik dan berbuah hasil peningkatan kinerja ekspor yang signifikan,” kata Akhmad Alfaraby, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan, Jumat (4/9) lalu.

Menurut Alfaraby, selaku koordinator Gratieks di wilayah kerjanya, telah melakukan percepatan pelayanan tindakan karantina. Termasuk secara rutin memberikan bimbingan teknis, pemenuhan persyaratan sanitari dan fitosanitari atau SPS Measure sesuai yang dipersyaratkan negara tujuan ekspor. 

Lebih lanjut Alfaraby menerangkan, saat ini ekspor komoditas pertanian seperti palm kernel (inti sawit) sudah dilakukan eksportir. Sedangkan kakao biji dan pisang masih diekspor perorangan. Ekspor ketiga komoditas tersebut masih rutin ke Malaysia. 

“Kami sedang melakukan koordinasi dan sinergisitas dengan instansi terkait. Baik itu pemerintah daerah maupun para eksportir, supaya bisa bekerjasama meningkatkan ekspor komoditas pertanian Kaltara,” ujarnya.

Alfaraby menambahkan, selain ketiga komoditas tersebut, masih banyak komoditas pertanian asal Kaltara yang sudah memiliki pasar ekspor harus dipacu atau didorong. Supaya ekspornya berkelanjutan dan meningkat secara kuantitas maupun kualitas. 

Demikian juga produk lokal yang selama ini hanya dilalulintaskan secara antar area bisa dipacu jadi komoditas ekspor, misalnya produk turunan kelapa sawit.  (mrs/mua)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X