TARAKAN – Unit Satreskrim Polres Tarakan masih mencari tahu identitas mayat yang ditemukan di Jalan Hasanuddin atau tepatnya di perairan tak jauh dari Bandara Juwata Tarakan.
Sementara itu, polisi mengamankan jeriken serta serpihan kayu di lokasi penemuan mayat. Dikonfirmasi hal tersebut, Kapolres Tarakan AKBP Fillol Praja Arthadira melalui Kasat Reskrim Iptu Muhammad Aldi menjelaskan, dua personel Satreskrim diturunkan untuk melakukan penyisiran sekitar lokasi ditemukannya mayat tersebut.
“Dari hasil penelusuran di sekitar tempat ditemukannya Mr X, ada beberapa yang kita amankan. Seperti jeriken dan pecahan perahu (berbahan kayu),” terangnya, Selasa (22/9).
Ia mengungkapkan, posisi ditemukannya mayat itu dengan lokasi pemukiman masyarakat cukup jauh dan tidak terjangkau dengan alat transportasi darat. Pasalnya, lokasi ditemukannya merupakan tempat untuk memancing.
“Akses mudahnya lewat laut. Kita waktu evakuasi saja harus menggunakan speedboat untuk bisa mendekati lokasi. Karena, kalau lewati pemukiman masyarakat itu sulit, harus lewati sungai dan lain-lain,” ungkapnya.
Nantinya, lanjut Aldi, barang yang ditemukan akan dihubungkan dengan korban. Sementara itu, hasil autopsi belum diterima penyidik atau masih dalam proses di tim dokter RSUD Tarakan. Setelah berkonsultasi dengan tim dokter, korban diduga sudah meninggal dunia satu minggu lalu.
“Kondisi mayat sudah tidak dalam kondisi baik. Kita sedang menunggu hasil autopsi. Harapan kita bisa terima secepat mungkin. Tapi proses ini tidak bisa kita paksakan,” ujarnya.
Lebih lanjut, kata Aldi, upaya untuk mencari identitas korban sudah dilakukan dengan mengembangkan laporan masyarakat terkait orang hilang. Namun hingga kini belum ditemukan kecocokan identitas dari ciri baju dan celana yang digunakan korban.
“Kita juga sudah melakukan pencarian lewat media sosial, dengan memberikan pengumuman. Kami juga hubungi langsung warga yang pernah melaporkan kehilangan keluarganya. Tapi, sampai saat ini yang mengarah ke korban belum ada,” tuturnya.
Ditambahkan, kondisi tubuh korban yang sudah tidak utuh sulit ditemukan ciri dari tanda lahir korban. Saat ini korban masih dititip di kamar mayat RSUD Tarakan. “Kami menunggu proses autopsi selesai, baru bisa dimakamkan,” tutupnya. (*/sas/mua)