TANJUNG SELOR – Bencana tanah longsor yang terjadi di Tarakan, pada Senin (28/9) lalu, mendapat perhatian dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Bahkan, dalam penanganan korban longsor di masa pandemi Covid-19 ini Kemenkes mengirimkan bantuan berupa 1.036 APD (Alat Pelindung Diri) dan 1.180 masker N95. Bantuan dikirimkan atas perintah langsung Menteri Kesehatan dr Terawan Agus Putranto kepada Kepala Pusat Krisis Kesehatan dr Budi Silvana.
Secara simbolis bantuan tersebut diserahkan langsung oleh dr Budi kepada Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltara Usman di Kantor Dinas Kesehatan Kota Tarakan, Kamis (1/10).
Dikatakan dr Budi, bantuan tahap awal untuk setiap item berjumlah 1.000 lebih APD dan 1.000 lebih masker N95. Pengiriman bantuan selanjutnya akan dikalkulasikan kebutuhan yang diperlukan di Kota Tarakan, untuk penanganan bencana longsor di tengah pandemi Covid-19.
“Sementara ini pak menteri menyerahkan bantuan tahap awal, masing-masing seribu lebih APD dan masker N95. Kebutuhan yang urgen nanti akan didiskusikan dengan kepala dinas kesehatan daerah,” jelasnya usai menyerahkan bantuan tersebut.
Selain itu, yang menjadi kekhawatiran, lanjut dr Budi, adanya transmisi virus SARS-CoV-2 yang mengakibatkan Covid-19 yang bersumber dari para relawan. Karena itu, pemeriksaan pendatang di bandara harus diperketat.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga. Pencegahan di tingkat keluarga harus dilakukan, untuk tetap selamat di tengah ancaman bahaya longsor bahkan bencana alam lainnya.
Tidak ada posko dan tempat pengungsian, karena longsor tersebar di banyak titik dan berskala kecil. Penanganan sudah terkendali oleh berbagai unsur seperti Kementerian Kesehatan, BNPB, TNI, dan Polri.
Bahkan, dr Budi meninjau langsung wilayah terdampak longsor di Kampung Bugis Dalam RT 20, Kelurahan Kampung 1 Skip, Kota Tarakan. Terdapat satu rumah dengan kerusakan bagian belakangnya.
Posisi rumah tersebut berada tepat di bawah tebing yang mengalami longsor. Dilihat dari pantauan tim Kemenkes, rumah tersebut berdekatan dengan tebing tinggi yang tingkat kerawanan cukup tinggi.
Ia menyampaikan prihatin dan berduka atas longsor yang terjadi di Tarakan. Kemenkes melalui Dinkes setempat terus memantau dan siap siaga menghadapi bencana tersebut.
Terkait pendistribusian bantuan, diserahkan langsung kepada Dinkes Provinsi dan kabupaten. Sementara itu, Kepala Dinkes Kaltara Usman mengatakan, pendistribusian akan dilakukan sesuai tingkat kebutuhan wilayah terdampak.
“Kita atur nanti distribusinya seperti apa,” singkat Usman.
Sementara hingga saat ini, posko bantuan kepada korban bencana longsor masih tetap dibuka. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tarakan masih menunggu instruksi Wali Kota Tarakan, Khairul untuk menetapkan status tanggap darurat bencana atau tidak.