TARAKAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tarakan berencana akan bekerjasama dengan perusahaan kayu. Mengingat persediaan kayu yang dibutuhkan untuk korban longsor tidak mencukupi.
Pasalnya, kebutuhan material tersebut digunakan untuk siring bukit yang akan dibangun oleh beberapa korban longsor.
“Itu bantuan dari BPBD Kaltara. Sementara kita masih koordinasi. Sebelumnya sudah kita drop, sama juga dengan korban longsor susulan. Mengakibatkan, kita kesulitan memberikan bahan material. Jika ada sisa-sisa kayu yang masih layak pakai, bisa digunakan sementara untuk pancang,” jelas Kepala Bidang Kedaruratan, Logistik, Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Tarakan, Kajat Prasetyo, Jumat (2/10).
Ia berharap, korban bisa membangun teras siring pembatas di kaki bukit sekitar rumah korban longsor. Hal tersebut nantinya berguna sebagai antisipasi longsor susulan. Meski, bantuan barang material tidak diberikan sepenuhnya oleh korban. Paling tidak bisa memicu korban longsor lain untuk mengerjakan siring di rumahnya.
“Kenapa pemberian secara stimulan, agar merangsang masyarakat untuk menambahi bantuan yang sudah kita berikan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, kata Kajat, korban longsor agar tidak membangun kembali rumah yang berada di kaki perbukitan. Sebagai upaya untuk menghindari tanah yang longsor. “Lebih baik lagi di tempat datar dan bisa mengamankan diri,” imbuhnya.
Diakuinya, untuk anggaran BPBD Tarakan terkait rekonstruksi sudah tidak ada. Saat ini yang dibutuhkan korban, yakni karung bekas dan terpal. Karung bekas tersebut diisi pasir yang dipakai menjadi pondasi di kaki bukit. Sementara terpal digunakan sebagai penutup lahan yang sudah terbuka. Ditambahkan, titik longsor sebelumnya jarang ditemui tanaman yang berdekatan. Sementara, pihaknya masih menemui lahan yang dibuka sebagai kebun tanpa dibangun teras siring. (*/sas/uno)