TARAKAN -Mulai ada titik terang kemungkinan jamaah Indonesia bisa menunaikan lagi ibadah haji ke tanah suci Mekkah. Menyusul telah diizinkannya pelaksanaan ibadah umrah oleh pemerintah Arab Saudi sejak 4 Oktober lalu.
Hal itu dibenarkan Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Tarakan Muhammad Shaberah. Pembukaan pelaksanaan ibadah umrah dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama dibuka untuk warga Arab Saudi dan ekspatriat dengan pembatasan setiap harinya 30 persen dari kapasitas Masjidil Haram.
Pada 18 Oktober akan ditambah kapasitasnya menjadi 75 persen. Dan mulai 1 November akan dibuka 100 persen, termasuk bagi jamaah dari negara lain, tak terkecuali Indonesia.
Arab Saudi hanya memasukkan tiga negara dalam list yang belum mendapatkan izin yakni India, Brazil, dan Argentina.
"Tiga negara itu yang masuk list yang mereka tidak diizinkan. Berarti insyaallah Indonesia termasuk yang diizinkan untuk memberangkatkan jamaah umrahnya," kata Shaberah, Kamis (8/10) lalu.
Tetapi, yang diutamakan kemungkinan adalah jamaah yang tertunda melaksanakan ibadah umrahnya. Karena pemberlakuan larangan umrah dari pemerintah Arab Saudi pada 27 Februari 2020.
Data yang diperolehnya dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Pengelolaan Terpadu Umrah dan Haji Khusus (Sikopatuh), per Juni 2020 jamaah umrah yang terdaftar mencapai 46.620 jamaah. Adapun yang gagal berangkat sejak pemberlakuan larangan umrah pada 27 Februari 2020 sebanyak 2.393 jamaah.
Ia mengatakan, Kemenag sedang menyusun protokol kesehatan jamaah umrah. Mereka yang akan berangkat harus bebas Covid-19 yang dibuktikan dengan hasil swab.
Adapun pelaksanaan ibadah haji, Shaberah berharap bisa dibuka 2021, dengan pertimbangan telah diperbolehkannya jamaah umrah bisa berangkat.
"Insyaallah saya berharap mudah-mudahan 2021 nanti jamaah haji juga bisa berangkat. Kalau misalnya jamaah umrah bisa berangkat, kenapa jamaah haji tidak kan," imbuhnya. (mrs/mua)
