TANJUNG SELOR – Fenomena La Nina bakal terjadi di Kalimantan Utara (Kaltara). Fenomena tersebut diprediksi berlangsung pada Oktober ini hingga Januari 2021.
Bulan ini diprediksi mencapai fase moderat dan puncaknya pada bulan Desember sampai Januari 2021. Memasuki bulan Februari intensitasnya sudah mulai menurun.
Kepala Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Tanjung Harapan, Tanjung Selor, Bulungan, Muhammad Sulam Khilmi mengatakan, meski demikian, dampak dari La Nina di Kaltara tidak begitu signifikan seperti di daerah yang lain.
“Kaltara ada kenaikan potensi curah hujan pada November dan Desember. Namun tidak signifikan sekitar 40 persen atau kurang dari 30 persen tergantung dengan kondisi daerah. Jadi bukan karena kondisi La Nina,” ungkap Khilmi, Senin (12/10).
Penyebab lokal juga dapat mengakibatkan indeks curah hujan tinggi, dan dilatarbelakangi oleh angin kencang dan massa udara dari daratan Asia. Namun sejauh ini BMKG tetap intensif menyampaikan prakiraan cuaca setiap hari.
"Langkah ini salah satu bagian pencegahan dini. Atas terjadinya potensi bencana yang tidak diinginkan, seperti longsor yang terjadi di Kota Tarakan beberapa waktu lalu," ujarnya.
"Sepuluh hari terakhir pada bulan Oktober ini mulai tanggal 11 hingga tanggal 20, potensi banjirnya ada untuk wilayah Tanjung Selor dan Tarakan. Namun potensi itu kecil,” imbuhnya. (*/mts/mua)