TARAKAN - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan akan mengembangkan budidaya bawang merah di Tarakan.
Hal itu menjadi salah satu poin yang disepakati dalam Forum Group Discution (FGD) di ruang rapat Wali Kota Tarakan, Rabu (14/10). Dipilihnya bawang merah, karena dinilai menjadi salah satu komoditas yang sering berkontribusi terhadap laju inflasi. Dengan upaya itu diharapkan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Tarakan dan Kaltara ke depan.
"Contohnya bawang merah sering berkontribusi kepada inflasi, sering menyebabkan kenaikan harga. Jadi kita coba tanam di Tarakan," ujar Kepala KPw BI Provinsi Kaltara, Yufrizal.
Dari survei yang dilakukan, menurut Yufrizal, petani di Tarakan sebetulnya sudah menanam bawang. Namun bukan bawang umbi, melainkan bawang daun dan bisa tumbuh dengan baik. Pihaknya akan mengundang tenaga ahli dari penghasil bawang merah di Indonesia yakni dari Brebes, Jawa Tengah. Namun karena pandemi Covid-19, maka sementara dilakukan melalui virtual.
BI Kaltara juga akan membantu petani dengan menanggung bibit, pupuk dan pestisida. Petani hanya menyiapkan lahan dan tenaga. Sementara Pemkot Tarakan menyiapkan kelompok tani yang sudah punya legalitas.
"Ilmu dan bibit disediakan oleh Bank Indonesia,” ucapnya. Lahan yang dibutuhkan diperkirakan hanya sekitar 1.000 meter persegi. Jika berhasil, akan dikembangkan dengan skala yang lebih luas. Daerah Mamburungan, Kecamatan Tarakan Timur dipilih sebagai lokasi budidayanya.
Selain budidaya bawang merah, KPw BI Kaltara akan mendampingi UMKM untuk meningkatkan ekonomi dengan memasarkan produk secara online. Wali Kota Tarakan Khairul mengatakan, ada kemungkinan lombok dan beras juga ikut dikembangkan.
“Beras walaupun stoknya banyak ternyata juga masih menyumbang inflasi,” ujar Khairul. Wali Kota menilai, hal itu bisa mengurangi ketergantungan dari daerah lain sehingga berdampak positifnya pada perputaran uang di Kaltara. (mrs/mua)