TARAKAN – Saat ini stok ayam ras atau ayam pedaging Tarakan mencapai 332 ton hingga Oktober. Jumlah tersebut dinilai Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DPPP) Tarakan berlebih.
“Kita ini ada produksi 350 ton, kemudian stoknya 60 ton. Jadi stok kita saat ini ada 410 ton dan kebutuhan baru 78 ton. Sehingga kelebihan 332 ton,” terang Kepala DPPP Tarakan, Elang Buana, Selasa (13/10) lalu.
Menurutnya, kebutuhan saat ini sudah diprediksi dua bulan lalu. Waktu itu, dalam situasi new normal memproduksi DOC ayam sekitar 330 ribu. Namun, diakui Elang, prediksi tersebut meleset sehingga kelebihan.
Dengan kelebihan ini, pengurangan produksi akan dilakukan. “Peternak jangan memelihara dulu DOC ayam sampai stabil. Upaya lain, dengan memanfaatkan cold storage untuk menyimpan ayam beku,” imbaunya.
Menurut dia, kelebihan stok ayam ini karena permintaan yang turun jauh. Biasanya warung-warung banyak menyerap, kini agak sepi. Sementara itu, berdasarkan keterangan Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagkop dan UKM) Tarakan Untung Prayitno, harga ayam daging mengalami penurunan dengan harga bervariasi. Antara Rp 32 ribu-Rp 35 ribu per kilogram.
“Laporan dari Dinas Peternakan (sekarang Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan), stok kita mengalami over stok dan bukan di Tarakan saja. Tetapi juga terjadi di Nunukan, dengan harga Rp 26 ribu sampai Rp 28 ribu per kilogram,” jelas Untung.
Untung membantah, ayam beku dari luar masuk terus ke Tarakan di tengah berlebihannya stok ayam daging. Karena untuk mendatangkan ayam beku dari luar harus mendapatkan rekomendasi dari dinas terkait. (mrs/uno)
