TANJUNG SELOR – Tiga bulan terakhir, kuantitas penumpang yang menggunakan jasa transportasi air berupa speedboat mengalami pertumbuhan sekitar 30 persen setelah vakum akibat pandemi Covid-19.
Peningkatan jumlah penumpang tersebut karena pelaku perjalanan yang masuk dan keluar Kota Tanjung Selor tidak lagi menggunakan rapid test. Sebagai syarat ketika hendak keluar daerah. Peningkatan belum signifikan, karena semua armada speedboat di Pelabuhan Kayan II Tanjung Selor belum diberangkatkan.
Dalam satu hari speedboat yang berangkat dari Tanjung Selor tujuan Tarakan masih dilayani 7 armada. Sedangkan Tanjung Selor-Bunyu 1 armada, dan Tanjung Selor-Nunukan sebelumnya ada 3 armada, namun hanya 1 armada yang berangkat. Ini disebabkan kuantitas penumpang yang mengalami penurunan.
“Jadwal normalnya speedboat dari Tanjung Selor Ke Nunukan, satu minggu tiga kali. Namun beberapa pekan ini baru satu armada saja yang berangkat, dikarenakan keterbatasan jumlah penumpang,” ungkap Kepala Pelabuhan Kayan II Tanjung Selor, Ariyanto, Kamis (15/10).
Tarif speedboat dari Tanjung Selor ke Nunukan berkisar Rp 320 ribu, Tanjung selor-Bunyu Rp 250 ribu, dan Tanjung Selor-Tarakan Rp 130 ribu.
Catatan Kepala Pelabuhan Kayan II, dominasi penumpang cenderung banyak dari Tanjung Selor ke Kota Tarakan. "Biasanya kalau ada even tertentu atau ada keramaian pasti berimbas pula pada penjualan tiket speedboat. Pernah satu hari pada bulan ini meningkat 500 orang, bahkan lebih yang berangkat dalam satu hari,” ujarnya.
Meski begitu, pengawasan serta batas maksimum kapasitas armada menjadi hal yang perlu diperhatikan. Ditambah adanya wabah pandemi Covid-19, kuantitas dibatasi hanya 80 persen dari kapasitas normal.
Pihaknya memaksimalkan pengecekan kepada setiap armada yang berangkat, sehingga dapat dipastikan imbauan dan aturan tersebut sudah sepenuhnya berjalan di lapangan. (*/mts/mua)
