Daun Kayu Putih Tarakan Miliki Kualitas Paling Bagus

- Senin, 19 Oktober 2020 | 19:52 WIB
KUALITAS BAGUS: Daun kayu putih yang ada di Tarakan memiliki kadar kandungan seneol lebih tinggi.
KUALITAS BAGUS: Daun kayu putih yang ada di Tarakan memiliki kadar kandungan seneol lebih tinggi.

TARAKAN – Berdasarkan penelitian Universitas Mulawarman (Unmul), kadar kandungan seneol dalam pohon kayu putih yang ada di Tarakan lebih tinggi daripada di Yogjakarta dan Pulau Buru, Kepulauan Maluku. 

Akhirnya, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Tarakan di Dinas Kehutanan Provinsi Kaltara melakukan penyulingan dengan menggunakan mesin berkapasitas 250 kilogram (kg), bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2016.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala UPTD KPH Tarakan, Nustam menyatakan, kegiatan penyulingan yang dilakukan di tahun 2016 sudah mendapat izin edar dengan kemasan terbit dari Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI. Kemudian, di tahun 2019 mendapat bantuan fasilitas penyulingan berkapasitas 1 ton di persemaian Kelurahan Karang Harapan. 

“Yang di Kampung Satu kapasitasnya 250 kg. Penyediaan bahan baku, kita libatkan masyarakat dengan kelompok tani yang ada di kawasan Hutan Lindung, binaan KPH Tarakan,” ujarnya, Sabtu (17/10) lalu.

Untuk mendapat daun kayu putih, pihaknya membeli daun tersebut dari kelompok tani. Setelah disuling, langsung dikemas dan dijual ke masyarakat dan apotik-apotik yang ada di Tarakan. Karena permintaan banyak, akhirnya KPH kesulitan memenuhi daun kayu putih untuk bisa dilakukan penyulingan. 

“Saat ini stok habis. Kami ada tiga kemasan, 60 ml (mililiter), 30 ml, dan roll on. Sebenarnya, kandungan seneol di pohon kayu putih yang ada di Jawa, hanya sekitar 50 persen sampai 60 persen sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). Tapi, di Tarakan kandungan seneol mencapai 90 persen. Jadi paling bagus kualitasnya,” ungkapnya. 

Lebih lanjut, kata Nustam, kandungan seneol tersebut terdapat dari tekstur tanah yang ada di Tarakan. Selain itu, kondisi cuaca juga bisa mempengaruhi hasil dari daun kayu putih. Sementara bibit kayu putih yang ada di Yogjakarta didatangkan dari Tarakan.

Luas lahan yang difungsikan untuk menanam kayu putih, sekitar 200 hektare lebih. Ditambah lagi ada masyarakat yang menanam di luar kawasan sebanyak 6 hektare. Lahan yang digunakan untuk menanam kayu putih juga merupakan areal bekas perambahan. 

“Kayu putih ini bisa hidup dan tumbuh subur jika dikelola dengan baik di areal terbuka. Seperti lahan kritis, kalau di tempat yang ada pohon tinggi tidak mau hidup. Kayunya pun tidak terlalu tinggi, jadi sekitar 4 bulan sekali dipanen. Kalau rutin, dirawat dengan bagus, setahun bisa 3 sampai 4 kali panen,” bebernya. (*/sas/mua) 

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X