TARAKAN -Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Yufrizal membeberkan salah satu tugas Bank Indonesia mengedarkan uang.
Yufrizal pun menjelaskan sirkulasi diedarkannya uang melalui bank, kemudian ke masyarakat. Nantinya masyarakat menyimpan kembali ke bank dan bank menyimpan kembali ke Bank Indonesia.
Yufrizal megungkapkan, uang yang sudah dikeluarkan KPw BI Kaltara, tidak semuanya kembali ke KPw BI Kaltara. Nilainya jika dijumlahkan dalam kurun waktu tiga tahun sejak 2017 hingga 2019 mencapai triliunan rupiah.
"Tahun 2019 itu Rp 1,8 triliun, 2018 Rp 1,7 triliun, dan 2017 Rp 1,2 triliun. Itu tidak balik lagi ke Kaltara melalui BI Kaltara. Ada yang kembali, tapi sedikit," ujar Yufrizal, Rabu pekan lalu (14/10).
Artinya, lanjut Yufrizal, ada yang dibelanjakan di luar Kaltara karena tidak bisa dihasilkan di Kaltara. Karena itu Yufrizal mengharapkan uang yang sebelumnya tidak kembali, bisa kembali lagi ke Kaltara.
"Artinya kita harus menciptakan kebutuhan masyarakat yang mestinya bisa diproduksi di sini (Kaltara). Sehingga kalau uang misalnya 50 persen beredar di sini lagi, ekonomi akan hidup,” ungkapnya.
Pihaknya sendiri baru selesai memberikan pelatihan kepada pembatik di Kaltara yang diikuti 26 orang, termasuk 6 orang dari Tarakan. Sehingga harapannya bisa dipakai dan diproduksi di Kaltara.
“Yang tak diinginkan, jangan sampai motif Tarakan tetapi produksinya di Solo. Sehingga uangnya mengalir ke Solo. Jika diproduksi di Kaltara maka berdampak pada pertumbuhan ekonomi Kaltara,” tuturnya.
Hingga Agustus 2020, uang yang belum kembali mencapai Rp 500 miliar melalui tunai. Belum terhitung melalui transfer.
"Sehingga kalau bisa belanjanya di Kaltara saja, agar ekonomi Kaltara juga bisa hidup,” ujarnya. (mrs/mua)
