TARAKAN - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tarakan memperkirakan air pasang setinggi 3 meter, masih akan terjadi hingga 22 Oktober mendatang.
Prakirawan BMKG Tarakan, William menyatakan, pasang surut tertinggi mencapai 3,6 meter ketika terjadi fenomena air laut naik di wilayah Tarakan. Kondisi tanggal 17 hingga 20 Oktober di perairan Tarakan, diprediksi terjadi pasang maksimum dua kali pasang naik dan dua kali surut.
Pada 19 Oktober, puncak pasang naik terjadi pada pukul 07.00-08.00 Wita serta pukul 18.00 -21.00 Wita dengan ketinggian pasang laut di atas 3 meter.
“Untuk pasang naik di atas 3 meter diprediksi masih akan terjadi hingga tanggal 22 Oktober 2020,” jelasnya, Senin (19/10). Ia menjelaskan, air laut naik atau yang biasa disebut pasang air laut merupakan dampak dari interaksi laut, bulan, dan matahari.
Saat bulan berada di fase bulan purnama bulan baru atau bulan mati, maka saat itu akan terjadi pasang naik yang sangat tinggi dan pasang naik yang sangat rendah. “Jadi memang ini siklus sebulan dua kali. Jadi setiap bulan ada,” ungkapnya.
Lebih lanjut, kata William, fenomena air laut naik di wilayah Tarakan juga merupakan dampak gravitasi bulan saat fase bulan baru atau bulan mati. Saat bulan baru, posisi bumi, bulan, matahari berada di satu garis lurus yang menyebabkan gravitasi bulan menarik air laut ke arah bulan dan matahari, sehingga menyebabkan pasang air laut.
William memperkirakan pada 20 Oktober hujan ringan akan melanda pada malam hingga pagi hari. Sementara kecepatan angin 10 kilometer (km) per jam dan suhu diperkirakan mencapai 24 hingga 30 derajat celcius. “Itu perkiraan cuaca hingga pukul 08.00 Wita (hari ini, Red),” sebutnya. (*/sas/mua/uno)