Pengawasan Pelaku Perjalanan Kendor, Padahal Covid-19 di Sini Melonjak

- Sabtu, 24 Oktober 2020 | 21:37 WIB
TIBA DI TANJUNG SELOR: Penumpang speedboat dari Tarakan saat sandar di Pelabuhan Kayan II Tanjung Selor, Jumat (23/10).
TIBA DI TANJUNG SELOR: Penumpang speedboat dari Tarakan saat sandar di Pelabuhan Kayan II Tanjung Selor, Jumat (23/10).

TANJUNG SELOR - Pengawasan pintu masuk baik jalur laut dan darat, sejak Agustus hingga saat ini terlihat renggang dan biasa-biasa saja. Pengawasannya tidak lagi seketat sebelumnya. Padahal penyebaran Covid-19 di Bulungan tengah mengalami lonjakan. 

Salah satunya di pelabuhan speedboat Kayan II Tanjung Selor. Pengamatan media ini, tidak ada pengawasan untuk sekedar cek suhu tubuh atau memastikan warga yang datang telah mematuhi protokol kesehatan. Misalnya mencuci tangan, menggunakan masker, mengecek suhu tubuhnya sebelum menginjakan kaki di Tanjung Selor. 

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas II Tanjung Selor, Mulyono berpendapat mestinya ada perangkat daerah yang khusus menangani hal tersebut. 

“Kalau dilihat hampir tiga bulan pengawasannya cenderung renggang, tidak seperti sebelumnya. Kita tidak mengetahui apa kendala yang dihadapi. Tentunya kami berharap, agar pengawasan tetap dimaksimalkan kembali. Sehingga ada kesadaran masyarakat untuk benar menerapkan protokol kesehatan,” ungkap Mulyono.

UPP, menurutnya, hanya menjalankan tugas sesuai dengan teknis dan tugas pokok serta fungsinya. Yakni memastikan armada tidak melebihi kapasitas muatan. Termasuk membatasi penumpang dan jaga jarak dapat diterapkan. 

“Jika pengawasan protokol kesehatan dilimpahkan kepada kami. Sangat tidak nyambung karena bukan bidang kami,” ungkapnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bulungan Ali Fatokah mengakui, memang hampir tiga bulan berlalu pengawasan dan pemantauan pelaku perjalanan di pintu masuk darat maupun perairan cenderung tidak seketat sebelumnya. 

“Namun itu evaluasi bagi kami agar pengawasan di Pelabuhan Kayan II kembali diaktifkan. Pada dasarnya, kita ingin seperti beberapa waktu lalu. Pengawasan ekstra dengan melibatkan beberapa stakeholder terkait. Dan pengawasan sekitar tiga bulan ini cenderung lengah dan belum solid,” urainya. (*/mts/mua/uno) 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Karhutla di Tarakan Jadi Kajian Pusat

Selasa, 30 April 2024 | 17:10 WIB

Setahun, Jumlah Penduduk Tarakan Bertambah 5.100

Minggu, 28 April 2024 | 13:15 WIB

Pertamina Buka Peluang Bangun SPBU Nelayan di KTT

Minggu, 28 April 2024 | 10:50 WIB

Tahun Ini, KTT Tak Dapat Alokasi PTSL

Minggu, 28 April 2024 | 09:40 WIB

Pelayanan Pelabuhan di Tarakan Disoroti

Sabtu, 27 April 2024 | 08:55 WIB
X