TARAKAN – Dalam beberapa minggu terakhir, stok ayam broiler atau ayam ras pedaging di Tarakan melimpah. Berimbas pada harga ayam yang mengalami penurunan di pasar.
Dikarenakan, jumlah produksi tidak sebanding dengan permintaan pasar. “Jadi memang kita mengalami penurunan, karena stok kelebihan. Serapan pasarnya kurang, karena kondisi pandemi Covid-19,” ujar Kepala Dinas Pergadangan, Koperasi, Usaha Mikro Kecil (Disdagkop dan UKM) Tarakan, Elang Buana, Kamis pekan lalu (22/10).
Salah satu upaya yang akan ditempuh Disdagkop dan UKM Tarakan, untuk mengatasinya dengan pengurangan produksi bibit ayam ras potong.
“Produksi Oktober ini kita mengurangi sekitar 40 persen DOC (Day Old Chicken) yang akan dipelihara. Menunggu normal kembali kemudian kita evaluasi sampai harga menjadi normal,” ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga berencana menggandeng Balai Karantina Pertanian Tarakan untuk mengawasi ayam yang datang dari luar yang masuk secara ilegal.
Di lain pihak, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tarakan Agrobisnis Mandiri, Ruslan, memberikan solusi bagi peternak. Perusahaan dibawah kelola Pemkot Tarakan ini bersedia menyiapkan kebutuhan peternak seperti bibit hingga pakan ayam.
“Siap memfasilitasi bibit dan pakan. Bahkan kami tawarkan untuk membeli ayamnya yang di atas 3 kilogram untuk satu ekor. Tentu dijadikan ayam beku karena kita harus kirim ke luar daerah,” singkatnya, Minggu (25/10). (mrs/uno)