TARAKAN - Warga RT 32 Gang 45 Kelurahan Sebengkok, Kecamatan Tarakan Tengah digegerkan dengan temuan korban gantung diri. Pria yang diketahui berinisial RS (15) meninggal dunia secara mengenaskan di kamar mandi rumahnya.
Ketua RT 32 Sumardi mengaku, awalnya ia dipanggil pihak keluarga korban untuk mengecek kamar mandi rumah sekitar pukul 17.00 Wita, kemarin (27/10). Keluarga yang sudah mengetahui korban berada di dalam kamar mandi, lantas menyuruh tetangga dan Ketua RT untuk memeriksa.
“Korban dari jam 12 siang tak keluar kamar mandi. Keluarga juga sempat suruh buka paksa pintu. Khawatir terjadi apa-apa,” ucapnya. Mengetahui pintu kamar mandi masih terkunci, ia langsung membongkar paksa dengan menggunakan linggis.
Saat mencoba membongkar pintu, tetangga korban sempat menaik plafon rumah untuk mengetahui posisi korban. “Sempat dilihat dia (korban) masih berdiri di kamar mandi. Mungkin karena tidak lihat tali. Setelah itu kami lanjut lagi bongkar paksa pintu,” tuturnya.
Setelah pintu terbuka, ia langsung memastikan kepada keluarga korban bahwa RS telah gantung diri dengan menggunakan seutas tali. “Pas kita cek denyut nadinya sudah tidak ada. Soalnya sudah dari jam 12 berada di dalam kamar mandi. Habis itu langsung kita laporkan ke polisi,” ungkapnya.
Dari informasi yang diterima, lanjut Sumardi, korban sempat didatangi oleh guru sekolah di rumahnya. Namun, tidak bisa memastikan jika masalah dari sekolah tersebut yang menjadi alasan korban nekat gantung diri. “Masalah dari guru atau orangtuanya saya tidak tahu juga,” bebernya.
Menurutnya, keseharian korban nampak normal dan masih mengenyam pendidikan dibangku kelas 3 SMP. Hanya saja, korban terlihat pendiam dan jarang bergaul dengan lingkungan sekitar. “Kadang-kadang ikut bantu mamanya jualan pakaian. Tapi memang jarang komunikasi sama anak-anak sini (RT 32 Gang 45). Jadi di rumah saja dia (korban),” imbuhnya.
Terpisah, Kapolres Tarakan AKBP Fillol Praja Arthadira melalui Kasat Reskrim Iptu Muhammad Aldi menuturkan, saat polisi tiba ke rumah korban, RS sudah dalam kondisi meninggal dunia. Setelah itu, Unit Inafis Satreskrim Polres Tarakan langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
“Kesimpulan sementara pintu terkunci dari dalam kamar mandi. Dari keterangan saksi yang ada di lokasi kejadian, termasuk keluarga korban pintu kamar memang terkunci dari dalam,” tegasnya.
Aldi menegaskan, saat ini korban sudah dibawa ke kamar mayat RSUD Tarakan untuk dilakukan visum. Namun, belum bisa memperkirakan sudah berapa lama waktu kematian korban hingga ditemukan tergantung. Karena saat ditemukan, kondisi korban sudah kaku.
“Kita belum bisa pastikan (berapa lama waktu kematian). Nanti, kami akan lakukan penyelidikan. Karena, berkaitan dengan penemuan mayat ini kami perlu melengkapi keterangan saksi untuk mengetahui terkait kematian korban,” terangnya.
Dari keterangan pihak keluarga, lanjut Aldi, korban tidak menderita penyakit apapun. Namun, korban sempat mengeluhkan tugas sekolah yang banyak. “Pemeriksaan interogasi awal di lapangan, pihak keluarga tahunya korban hanya mengeluh karena banyak tugas yang diberikan sekolah. Tapi, ini interogasi awal dan secara lisan, belum secara tertulis,” tuntasnya. (*/sas/uno)