Kasus Pelajar Gantung Diri di Kamar Mandi, Ibu Korban Belum Dimintai Keterangan

- Kamis, 29 Oktober 2020 | 21:01 WIB
MASIH DILIDIK: Korban gantung diri yang merupakan pelajar SMP, dievakuasi dari dalam kamar mandi.
MASIH DILIDIK: Korban gantung diri yang merupakan pelajar SMP, dievakuasi dari dalam kamar mandi.

TARAKAN – Kasus bunuh diri yang dilakukan pelajar RS (15), di dalam kamar mandi, saat ini masih dilidik Polres Tarakan.  Kepolisian baru meminta keterangan dari paman korban. Sementara, untuk ibu korban belum bisa dimintai keterangan. Karena masih kondisi berduka. Demikian diungkapkan Kasat Reskrim Iptu Muhammad Aldi melalui Kanit Resum Aiptu Arief Riyadi Safei. 

“Keterangan pamannya, memang korban ini tak ada keluhan sakit atau keluhan lain. Cuma, sehari sebelum gantung diri ini, pamannnya pernah dimintai tolong untuk membantu menyelesaikan tugas sekolah RS. RS pusing, tugas sekolahnya banyak,” jelasnya, (28/10).

Diketahui, RS tinggal bersama ibu kandung di rumahnya di Kelurahan Sebengkok. Sementara saat kejadian, ayah tiri RS sedang berada di luar kota. Dari keterangan paman korban yang juga tinggal di sebelah rumah RS. Guru sekolah RS sempat datang ke rumah dan menanyakan perihal tugas sekolah.

Hingga saat ini, kata Arief, masih menunggu keterangan dari ibu korban maupun orang-orang terdekat. Termasuk orang yang diduga mengetahui penyebab korban bunuh diri. Keterangan guru korban, hingga kini belum dijadwalkan untuk dimintai keterangan. Karena masih melihat hasil pemeriksaan saksi lainnya. 

“Kata gurunya, kalau tidak kerjakan tugas nanti tidak bisa ikut ulangan. Tapi ibunya belum diperiksa, ini baru keterangan pamannya. Ibu korban dihubungi masih belum bisa,” ungkapnya. 

Untuk hasil visum dari RSUD Tarakan, hingga saat ini belum diterima polisi. Setelah dilakukan visum tersebut, korban langsung dikembalikan ke pihak keluarga untuk dimakamkan. Keluarga juga menolak untuk dilakukan autopsy. Karena keluarga meyakini korban memang bunuh diri. “Diperkirakan lebih dari tiga jam. Tapi, kita tunggi visum dulu,” imbuhnya. 

Arief menegaskan, pihaknya sudah melakukan penyitaan seutas tali dan pakaian yang dikenakan korban. “Tanda-tanda di luar korban memang bunuh diri. Ada kotoran yang keluar dan lidahnya korban menjulur,” tuturnya.

Sementara itu, dari rilis Kementerian Agama Tarakan melalui Kepala MTs Alkhairaat Tarakan, Mahmud Shaleh menyatakan, sudah bertemu dengan orangtua korban. Informasi yang beredar di media sosial (Medsos) terkait pemberatan atau banyaknya tugas sekolah dan menyebabkan korban nekat gantung diri tidak benar. 

Pembelajaran di MTs Alkhairaat cukup fleksibel dengan memperhatikan beberapa hal. “Pertama, pembelajaran online hanya dilakukan melalui aplikasi WhatsApp dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi. Pengumpulan tugas tak sesuai waktu yang ditentukan. Kunjungan ke rumah dilakukan pihak sekolah, untuk mencari solusi kendala belajar siswa serta silaturahmi antar guru dan orangtua siswa. Bukan untuk melakukan penekanan pembelajaran siswa,” bebernya. 

Lebih lanjut, kata Shaleh, sekolah hanya melakukan pembelajaran tatap muka bagi siswa yang tidak memilik handphone dan mematuhi protokol kesehatan. Selain itu pihak sekolah melakukan pembelajaran tatap muka bagi siswa yang bermasalah terhadap materi yang tidak dipahami. “Kami juga sudah minta klarifikasi kepada orangtua siswa sebagai penguat klarifikasi ini,” tegasnya.

Sebelum kejadian itu, handphone korban sempat disita orangtuanya. Pasalnya, korban diduga hanya bermain game online dan menonton film animasi hingga larut malam. Orangtua korban juga sempat memberikan nasihat kepada korban. Bahwa jika korban masih bermain handphone, maka orangtuanya akan meninggalkannya untuk pulang kampung. “Setelah itu adik dan ibunya pergi ke rumah kerabatnya setelah menasehati korban,” ungkapnya.

Dari pernyataan ibu korban, kata Shaleh, RS sering masuk kamar mandi dengan waktu yang cukup lama. Sehingga tidak menimbulkan kecurigaan keluarga, bahwa korban niat bunuh diri. “Info dari keluarga, anak itu pendiam. Walaupun dinasehati orangtua tidak ada komentar dari anak itu,” tuntasnya. (*/sas/uno)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X