TANJUNG SELOR - Penggeseran anggaran yang dilakukan Pemprov Kaltara dalam penanganan Covid-19, belum habis digunakan. Anggaran yang tersisa masih cukup banyak.
Anggaran Pemprov Kaltara tahun 2020 yang dilakukan refocusing untuk penanganan Covid-19, sebesar Rp 116.010.892.495.50, dengan realisasi sebesar Rp 49.095.626.754,98 atau 43,46 persen.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BKAD Kaltara, Denny Harianto mengatakan, ada tiga bidang yang menjadi fokus dalam penanganan Covid-19 yaitu kesehatan, dampak ekonomi, dan jaring pengaman sosial.
Dari tiga bidang itu, serapan paling tinggi adalah kesehatan yang salah satunya terserap dari pengadaan alat kesehatan dan 18 item lainnya.
"Salah satunya juga kegiatan peningkatan surveillance epidemiologi dan penanggulangan wabah," ungkapnya, Kamis (29/10).
Dari total anggaran Rp 55.375.217.670,00 yang disiapkan untuk kesehatan, telah terealisasi sebesar Rp 31.776.617.038,46 atau 60,10 persen. Adapun jaring pengaman sosial, anggarannya sebesar Rp 15 miliar. Anggaran itu terbagi menjadi dua item, yakni bantuan sosial tidak terencana sebesar Rp 10 miliar dengan realisasi Rp 5.950.081.000 dan belanja hibah Rp 5 miliar yang belum disalurkan hingga saat ini.
"Terakhir, ada penanganan dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19. Terdapat 11 item kegiatan. Sejauh ini, sebanyak Rp 11.368.928.716,52 digunakan untuk 11 item kegiatan. Ada juga Rp 14 miliar dari belanja tak terduga. Dan itu belum digunakan," bebernya.
Ia mengatakan, total dana yang telah tersalurkan itu, merupakan sebagian dari total Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kaltara tahun 2020 yang dilakukan refocusing untuk penanganan dampak pandemi Covid-19.
"Realisasi anggaran untuk penanganan Covid-19 ini cukup baik. Kalau di kami, hanya pencairan. Karena pengguna anggaran itu lebih ke instansi teknisnya," kata Denny. (*/fai/mua/uno)
