TANJUNG SELOR – Maraknya modus penipuan era digital yang dilakukan oknum yang tidak bertanggung jawab, membuat masyarakat harus bijak menggunakan media sosial (Medsos).
Kepala UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Universitas Borneo Tarakan (UBT) Dedi Harso, mengajak masyarakat tidak gampang percaya berbagai modus penawaran di media sosial. Alih-alih beruntung, malah bisa jadi hal yang tidak menguntungkan.
"Model dan gaya penawaran di media sosial, jangan mudah tergiur. Penipuan berbagai cara dilakukan untuk mendapatkan keuntungan. Penipuan sekarang seiring dengan kemajuan teknologi. Mereka semakin canggih," terangnya, (30/10).
Ia mengatakan, perlu untuk mengantisipasi segala kemungkinan penipuan. Sebab terkadang penipu mengarahkan targetnya untuk meng-klik dan mengisi data yang bersifat pribadi.
"Cara-cara seperti ini tentu berbahaya. Karena lambat laun dari nomor ponsel yang diberikan bisa dimanfaatkan untuk kepentingan penipu," tegasnya.
"Jangan mudah tergiur penawaran yang menjanjikan. Karena penipu tidak pernah mau rugi dengan mengeluarkan sepeser uang sekalipun. Beda modelnya kalau dari perusahaan terpercaya seperti undian bank. Itu pun disampaikan secara resmi,” tambahnya.
Yang menjadi tantangan menurutnya, penipu kerap mengatasnamakan teman dekat maupun instansi terkait dalam melaksanakan aksinya.
"Ada baiknya jika sifatnya nomor baru dan ada janjian penawaran dan sejenisnya, lebih baik diabaikan. Jika dilayani bisa fatal dan mengalami kerugian jika dituruti," katanya.
Umumnya aksi penipuan tersebut menjanjikan uang maupun barang. Jika tergiur, mereka akan menggali data-data pribadi.
"Diminta lebih privasi seperti nomor ponsel, nomor rekening bank dan cara lainnya yang berujung meminta PIN rekening tabungan dan cara-cara sejenisnya. Sehingga penting mencari tahu sebelum menyebarkan informasi atau mempercayainya,” tuturnya. (*/mts/mua/uno)