Bongkar Muat Peti Kemas Belum Normal

- Sabtu, 31 Oktober 2020 | 20:58 WIB
Enriko Fermi
Enriko Fermi

TARAKAN – Merebaknya wabah pandemi Covid-19 sejak Maret lalu, berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Tak terkecuali, aktivitas bongkar muat peti kemas milik Pelindo IV Tarakan. 

Dampak itupun terasa, meski ada peningkatan yang tidak terlalu signifikan yakni 7 persen. Aktivitas bongkar muat peti kemas untuk menjamin kebutuhan pokok. Demikian disampaikan General Manager Pelindo IV Tarakan, Enriko Fermi. 

Menurut dia, jika dibandingkan arus peti kemas sebelum pandemi Covid-19 bisa mencapai 4.000 boks per bulan. Tapi, saat ini hanya bisa mencapai 2.500 boks. Jumlah masuknya peti kemas di Pelabuhan Malundung Tarakan berkisar 47 persen sejak Maret lalu. 

“Ada sedikit sekali peningkatan, tetapi belum kembali pulih. Jadi, saat ini hanya sekitar 35 sampai 40 persen. Jadi, 7 persen saja perbaikannya dibandingkan awal-awal pandemi Covid-19. Sekarang, belum kembali ke posisi normal,” terang Enriko, Jumat (30/10).

Untuk kebutuhan pokok yang masuk Tarakan, seperti beras, makanan, susu dan lainnya. Mayoritas dan hampir seluruhnya dari Surabaya. Dikarenakan Tarakan belum ada industri, jadi material atau sparepart belum mendominasi. 

Menurutnya, jika kondisi industri di Surabaya ikut menurun akan berpengaruh dengan aktivitas di Tarakan. Hal tersebut akan diantisipasi, jika melihat Surabaya juga masuk dalam 5 besar daerah dengan jumlah pasien terkonfirmasi Covid-19 tertinggi di Indonesia. 

“Kalau dari Malaysia juga belum ada sampai sekarang. Malaysia masih mengeluarkan kebijakan lockdown,” tuturnya.

Ia menegaskan, Pelabuhan Malundung merupakan penyangga untuk memenuhi kebutuhan di Kaltara. Termasuk Bulungan, meski disuplai dari Berau, Kalimantan Timur. Jadi, setelah peti kemas yang mengangkut kebutuhan pokok ini tiba di Tarakan, akan diangkut lagi menggunakan kapal kedua ke wilayah lain di Kaltara. 

“Saya mendukung jika ingin bangun Jembatan Bulan. Supaya Tarakan tidak lagi menjadi pulau. Kalau ada jembatan, akses sudah sangat cepat,” bebernya.

Pelindo IV berupaya untuk tetap menjaga distribusi barang, terutama kelancaran proses logistik. Sejak awal tahun, pihaknya tidak menaikkan tarif, semuanya tetap melalui koridor. Untuk penumpukan pihaknya memberikan diskon dan menambah masa pembebasan yang sebelumnya hanya 5 hari, menjadi 7 hari. 

“Kami tambah waktu pembebasan untuk meringankan. Sebagai partisipasi kami selain CSR, dari aspek kegiatan pelabuhan,” katanya. 

Selain aktivitas peti kemas yang belum normal. Aktivitas penumpang di Pelabuhan Malundung pun ikut mengalami penurunan. Dari biasanya arus penumpang embarkasi dan debarkasi rata-rata bisa mencapai 11.000 penumpang. Tapi sekarang hanya berkisar 3.500 orang. “Berarti hanya terealisasi 36 persen,” ujarnya. 

Di awal pandemi Covid-19, lanjut Enriko, selama beberapa bulan Pelabuhan Malundung sempat menutup jalur penumpang. Karena ada perintah dari Presiden agar perekonomian tetap jalan, maka kapal penumpang tetap beroperasi. Dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan. (*/sas/uno) 

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X