TARAKAN – Pencarian terhadap warga Malaysia berinisial NA (8), yang tenggelam di perairan Pulau Sebatik, Nunukan, belum membuahkan hasil. Tim pencarian dan pertolongan atau SAR gabungan Indonesia-Malaysia, malah menemukan mayat tanpa identitas berjenis kelamin laki-laki, (3/11) sekitar pukul 10.00 Wita. Penemuan mayat tersebut langsung dibawa ke RSUD Kabupaten Nunukan untuk dilakukan visum.
“Kita temukan sesosok mayat di area pencarian arah selatan, sejauh 10 nautical mile (NM). Setelah diidentifikasi, bukan korban warga negara Malaysia yang diperkirakan hanyut di perairan Indonesia. Karena yang kita cari berjenis kelamin perempuan,” terang Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Tarakan Amiruddin.
Saat ditemukan, jenazah pria dewasa tersebut hanya menggunakan baju berwarna biru. Setelah ditemukan mengambang, jenazah ini langsung dievakuasi melalui Pelabuhan Sei Jepun Kabupaten Nunukan. Sebelum dibawa ke RSUD Nunukan untuk dilakukan visum.
“Setelah itu dilakukan identifikasi oleh instansi lain. Kami langsung melanjutkan pencarian,” tuturnya. Dengan penemuan mayat ini, kata Amiruddin, pihaknya langsung kembali berkoordinasi dengan Maritime Rescue Coorfinators Centers (MRCC) Putra Jaya Malaysia. Untuk memastikan warga Malaysia yang kehilangan anggota keluarganya. Sementara pihak kepolisian dan tim SAR di Pulau Sebatik dan Kabupaten Nunukan belum mendapat laporan kehilangan orang.
“Diperkirakan kondisi korban tenggelam sudah dua sampai tiga hari. Kalau melihat dari pengalaman kami. Karena organ tubuhnya itu masih utuh dan hanya kulit terkelupas,” ungkapnya.
Pencarian dilanjutkan kepada warga Malaysia yang diperkirakan tenggelam diperairan Pulau Sebatik. Namun pencarian di hari ketiga ini kembali diperluas sejauh 16 NM. Tim gabungan belum mendapati hambatan saat melakukan pencarian. Hanya saja tim mewaspadai pergerakan arus bawah laut. “Mungkin keterlambatan informasi, korban sudah muncul dipermukaan dan berada di perairan Malaysia. Kami hanya bisa mencari di LKP awal korban dan masih melihat pergerakan arus. Di sana kan selta, berarti air pasang dan surut juga. Bukan laut lepas,” pungkasnya. (*/sas/uno)