Marni Tak Punya Biaya Pulang ke NTT

- Jumat, 6 November 2020 | 20:43 WIB
BUTUH DANA: Marni warga Gang Family, Tanjung Selor, menunjukkan hasil rontgen paru-paru di indekosnya, Kamis (5/11).
BUTUH DANA: Marni warga Gang Family, Tanjung Selor, menunjukkan hasil rontgen paru-paru di indekosnya, Kamis (5/11).

TANJUNG SELOR - Kesehatan merupakan hal yang paling utama dalam menunjang kehidupan dan beraktivitas sehari-hari. Namun kesehatan yang menjadi dambaan setiap orang tidak begitu yang dialami oleh Marni, perempuan kelahiran Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Sudah sekitar lima bulan bekerja keras melawan penyakit yang dideritanya. Sebelumnya, sempat menjalani pengobatan di Rumah Sakit Daerah (RSD) dr H Soemarno Sosroatmodjo sekitar satu minggu. Namun, kondisi kesehatannya tidak ada perubahan yang signifikan dan lebih memilih pulang dan istirahat di rumah. 

“Kata dokternya boleh pulang, dengan memberikan obat sebagai penenang sakit. Tapi sampai di rumah, sakitnya tambah jadi. Kaki bengkak dan tidak bisa berdiri atau berjalan kecuali ada bantuan,” ucapnya menceritakan penyakit yang dialaminya. 

Rasa sakit tersebut sudah berlangsung lama. Ia telah berusaha berobat secara tradisional. Akan tetapi, upaya tersebut tidak membuahkan hasil. Sebelumnya, perempuan berdarah Kupang NTT tersebut datang ke Bulungan merantau. Ia tidak memiliki keluarga di Bilungan. Hanya mengandalkan teman dekat dan orang terbaik di sekitarnya. 

Selama menjalani pemulihan di rumah, kondisinya tidak menunjukan perubahan. Saat ini dirinya ditemani oleh kakak kandungnya yang baru tiba sekitar satu bulan lalu. Mereka berencana pulang ke kampung halaman namun terkendala biaya keberangkatan. 

Konfirmasi mengenai kisah pilu ini, Kepala Dinas Sosial Kaltara Rudi Hartono melalui Kepala Seksi Rehabilitasi sosial Martina Lengki mengatakan, sudah menindaklanjuti informasi tersebut. Ia mengatakan, sebelumnya Dinas Sosial Bulungan melalui LK3 sudah melakukan assesment dan bersurat kepada Dinas Sosial Kaltara untuk memfasilitasi pemulangan Marni ke daerah asal. 

"Sudah kami tindaklanjuti dengan Dinas Sosial NTT serta keluarga. Pada prinsipnya kami sudah siap untuk memulangkan yang bersangkutan ke daerah asalnya," kata Martina saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

Yang menjadi kendala saat ini, yang bersangkutan tidak bisa pulang sendiri tanpa didampingi karena kondisinya yang sangat lemah. Dinas Sosial sudah melakukan pendekatan dan komunikasi ke kediamannya. 

Persoalan, Dinas Sosial hanya membiayai klien. Dan secara aturan Dinas Sosial membantu mengantar ke kampung halaman yang bersangkutan. Akan tetapi kondisi pandemi Covid-19 menjadi pertimbangan. 

“Kalau dilakukan perjalanan dinas keluar provinsi, ketika kembali harus dikarantina selama 14 hari,” ujarnya. 

Ia mengatakan, Dinas Sosial bukan tidak mau memberangkatkan. Hanya saja, hanya bisa membiayai satu orang yaitu klien yang sakit. Sedang keluarga yang mendampingi tidak dianggarkan. 

"Jadi yang temani pasien yang sakit kalau bukan perjalanan dinas maka harus cari biaya sendiri. Kita juga ada partisipasi masyarakat untuk meringankan biaya pemulangan ke kampung halamannya," ujarnya. (*/mts/mua)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X