Jadi Catatan Sejarah Bandara Tanjung Selor

- Selasa, 10 November 2020 | 20:21 WIB
LANDING PERDANA: Pesawat jenis ATR 72-600 Wings Air (Lion Group) saat mendarat mulus di Bandara Tanjung Harapan Tanjung Selor, untuk pertama kalinya pada 8 Agustus 2017 silam.
LANDING PERDANA: Pesawat jenis ATR 72-600 Wings Air (Lion Group) saat mendarat mulus di Bandara Tanjung Harapan Tanjung Selor, untuk pertama kalinya pada 8 Agustus 2017 silam.

TANJUNG SELOR – Untuk kali pertama, pesawat jenis ATR 72-600 Wings Air (Lion Group) mendarat mulus di Bandara Tanjung Harapan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kaltara. 

Pendaratan perdana pesawat tersebut pada Selasa, 8 Agustus 2017 silam, pukul 12.50 Wita. Di hari itu menjadi catatan sejarah yang mungkin tidak terlupakan. Karena untuk pertama kalinya, sejak bandara itu bisa didarati pesawat dengan badan besar. Hal ini menyusul setelah dilakukan pengembangan secara bertahap, terhadap bandara yang berada di ibukota provinsi Kaltara. 

Adanya pendaratan pesawat jenis ATR 72-600, merupakan salah satu bukti kerja pemerintah. Baik kabupaten, provinsi maupun pusat. Utamanya, oleh Pemerintah Provinsi Kaltara di bawah kepemimpinan Irianto Lambrie. Yang serata instensif terus berkomunikasi, koordinasi dengan Pemerintah Pusat. Terutama, dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), untuk percepatan pengembangan bandara di Kaltara.

“Kenapa kita menginginkan percepatan pengembangan bandara? Salah satunya di Tanjung Selor ini, bandara sangat penting. Dengan bandara yang representatif, transportasi lancar. Seperti pengusaha atau investor yang ingin berurusan di Tanjung Selor. Bisa langsung, jadi ini juga untuk mendukung investasi,” jelas Irianto Lambrie menyampaikan alasan, kenapa dirinya berkeras menginginkan percepatan pengembangan Bandara di Kaltara. 

Bak gayung bersambut, usaha Irianto yang tak kenal lelah akhirnya membuahkan hasil. Pemerintah Pusat melalui Kemenhub menyetujui, dengan bersinergi bersama pemerintah daerah. Untuk mempercepat pengembangan bandara di Kaltara. Termasuk Bandara Tanjung Harapan Tanjung Selor.

Melalui dukungan pendanaan APBN, sejak 2014 Pemprov Kaltara bersama Pemerintah Pusat terus menggenjot peningkatan Bandara di wilayah perbatasan ini. Alhasil, dari sebelumnya sebuah bandara kecil, empat bandara di Kaltara kini sudah bisa didarati Pesawat ATR-72.

Ada 6 bandara di Kaltara yang menjadi prioritas pengembangannya. Yakni, Bandara Juwata di Tarakan, Bandara Tanjung Harapan di Tanjung Selor Bulungan, Bandara Kolonel RA Bessing di Malinau, Bandara Long Apung di Malinau, serta di Nunukan ada Bandara Nunukan dan Yuvai Semaring Krayan.

Dalam kurang waktu lima tahun, keenam bandara tersebut telah berubah semakin membaik. Bahkan, empat di antaranya (kecuali Tarakan) telah memenuhi syarat untuk didarati pesawat besar, salah satunya ATR-72. Yaitu Bandara Nunukan, Bandara Tanjung Harapan (Bulungan), Bandara Malinau dan Bandara Yuvai Semaring, Krayan.

Runway bandara yang sebelumnya pendek, diperpanjang untuk memenuhi syarat bisa didarati pesawat lebih besar. Termasuk dengan terminal, serta sarana dan prasarana bandara lainnya. Tak terkecuali juga melengkapi kebutuhan keamanan dan keselamatan di Bandara. 

Dalam kurung waktu 2014-2018, pengembangan 6 bandara di Kaltara mendapatkan dukungan penuh dari pusat melalui APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Nilainya pun fantastis, Rp 1 triliun lebih. Rinciannya, pada 2014 dianggarkan Rp 263,8 miliar. Lalu pada 2015 (Rp 272,1 miliar), 2016 (Rp 152,8 miliar), 2017 (Rp 243,8 miliar), dan 2018 (Rp 182 miliar). 

Masyarakat pun bersyukur dengan telah ditingkatkannya Bandara. “Ya sangat bersyukur. Dulu mau berangkat kita harus lewat Tarakan atau Berau. Sekarang bisa langsung dari Tanjung Selor. Sekarang karena pandemi memang tidak tiap hari. Kita berdoa semoga Covid-19 ini cepat hilang, jadi bisa kembali normal lagi,” kata Khairuddin, warga Tanjung Selor.

Hal senada diungkapkan warga lainnya, Iwan. Warga Sabanar ini mengaku sejak Tanjung Selor menjadi ibukota provinsi, pembangunan semakin signifikan. Tidak hanya infrastruktur yang dibangun pemerintah. Namun secara ekonomi juga kian maju. 

Menjamurnya banyak hotel, pusat-pusat perbelanjaan, property, hingga fasilitas publik lainnya, menandai semakin meningkatnya ekonomi di Tanjung Selor.

“Dulu di Tanjung Selor, jam 9-10 malam sudah sepi. Sekarang 24 jam ramai. Kalau ada yang menyebut Tanjung Selor tak ada kemajuan apa-apa, mungkin bukan orang sini dia. Yang tidak tahu dulu bagaimana, sekarang bagaimana. Yang jelas, Tanjung Selor sekarang sangat maju pesat,” tutur Iwan. (uno2) 

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X