KRI Bima Suci Pengganti Dewa Ruci

- Senin, 23 November 2020 | 20:42 WIB
TIBA DI TARAKAN: KRI Bima Suci-945 sandar di dermaga Lantamal XIII/Tarakan di Kelurahan Mamburungan, Kecamatan Tarakan Timur, Minggu (22/11) pagi.
TIBA DI TARAKAN: KRI Bima Suci-945 sandar di dermaga Lantamal XIII/Tarakan di Kelurahan Mamburungan, Kecamatan Tarakan Timur, Minggu (22/11) pagi.

TARAKAN - Kapal Republik Indonesia (KRI) Bima Suci-945 tiba di dermaga Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) XIII/Tarakan di Kelurahan Mamburungan, Kecamatan Tarakan Timur, Minggu (22/11) pagi.

Kapal layar TNI AL jenis latih itu membawa 85 taruna-taruni Akademi Angkatan Laut (AAL), yang sedang melaksanakan latihan praktek Kartika Jala Krida Taruna Taruni AAL Tahun 2020.

Kedatangan KRI Bima Suci-945 diterima Panglima Komando Armada (Koarmada) II Laksamana Muda (Laksda) TNI  I.N.G Sudihartawan. “KRI Bima Suci ini merupakan KRI kapal latih generasi kedua, yang kita punya. Kita punya sebelumnya KRI Dewa Ruci yang sudah berumur sangat tua. Sehingga dari pemerintah mengganti dan diperbaharui kapal ini,” ujar Sudihartawan kepada awak media, kemarin (22/11).

Dia menjelaskan, KRI Bima Suci berlayar dari Surabaya pada September lalu dan akan kembali pada Januari 2021. Saat ini, KRI Bima Suci dan taruna-taruni AAL telah menempuh etape ke 6, dari rencana 10 etape.

“Khusus dengan situasi pandemi seperti ini, mereka hanya berlayar keliling Indonesia, hanya di dalam negeri,” jelas jenderal TNI bintang dua itu.

Padahal, menurut Sudihartawan, normalnya pelayaran astronomi ini adalah pelayaran bintang yang mempelajari bagaimana posisi-posisi bintang yang ada di alam semesta. Sehingga normalnya itu berlayar lintas negara. 

“Biasanya malah lintas benua. Karena kita mencari bintang yang ada di Indonesia, kemudian ke benua lain. Bintang yang kelihatan akan berbeda. Itu yang harus dipelajari oleh mereka, sehingga akan menentukan di mana posisi berada sekarang. Istilahnya best tack bintang-bintang yang ada di atas,” bebernya. 

Dengan mempelajari cara pelayaran tradisional seperti yang dilaksanakan nenek moyang, dimaksudkan seandainya kapal yang dibawa itu semuanya black out dan tidak ada peralatan listrik. Hanya menggunakan angin dan layar, masih bisa menentukan posisi dimana dan ke mana harus dituju. 

KRI Bima Suci dan taruna taruni AAL akan berada di Tarakan selama tiga hari. Setelah itu melanjutkan perjalanan ke Sorong, Tual, Kupa dan kembali ke Surabaya.

Ditambahkan Sudihartawan, tahun depan sudah ada undangan bagi KRI Bima Suci untuk berlayar ke Eropa. Dengan membawa taruna taruni AAL. “Jadi memang kalau kapal layar itu hampir tiap tahun ada undangan ke luar negeri. Seperti ke benua Amerika, Eropa, Tiongkok dan Jepang. Karena event-event pelayaran khusus untuk kapal layar itu hampir tiap tahun ada,” tuntasnya. (mrs/uno) 

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X