GAWAT..!! Ruang Isolasi 2 Rumah Sakit Penuh

- Selasa, 24 November 2020 | 18:59 WIB
TAMPAK LENGGANG: Suasana di luar gedung RSUD Tarakan tampak sepi setelah beberapa tenaga kesehatan terpapar Covid-19, Senin (23/11).
TAMPAK LENGGANG: Suasana di luar gedung RSUD Tarakan tampak sepi setelah beberapa tenaga kesehatan terpapar Covid-19, Senin (23/11).

TARAKAN – Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Tarakan kembali terjadi penambahan 59 pasien. Menempatkan Bumi Paguntaka—sebutan lain Kota Tarakan menduduki peringkat teratas pasien terbanyak di Kalimantan Utara (Kaltara), terpapar Covid-19. 

Penambahan kasus tersebut, belum ada upaya Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan Penanganan Covid-19 Tarakan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sebagai upaya minimalisir penyebaran Covid-19. 

“Dari 59 pasien positif, meliputi suspek 1 orang, RDT (Rapid Test) reaktif 2 orang, pelaku perjalanan sekitar 5 orang dan sisanya kontak erat, swab mandiri dan tracing kasus,” terang Juru Bicara Satgas Pencegahan Penanganan Covid-19 Tarakan, dr Devi Ika Indriarti.

Jumlah penambahan kasus itu, beberapa merupakan klaster perkantoran. Namun, belum diketahui jumlah pasti dari klaster perkantoran tersebut. Saat ini sudah ada 222 pasien positif dilakukan perawatan dan isolasi mandiri di rumah. Terhadap pasien positif Covid-19 yang tidak timbul gejala penyakit, maka dilakukan isolasi mandiri. 

Sebelum isolasi mandiri, dilakukan pemeriksaan dan memeriksa rumah tersebut agar layak. “Kondisi ruang isolasi terbatas, makanya dipilah-pilah. Bahkan yang bergejala masih ada yang menunggu (untuk dilakukan perawatan). Jadi tolong, yang isolasi mandiri tanpa gejala dan gejala ringan, patuhilah isolasi mandiri,” pintanya.

Devi mengaku, masih menemukan adanya orang yang menunggu hasil swab bepergian keluar rumah. Hal itu yang menyebabkan adanya penambahan kasus untuk dilakukan pelacakan. Untuk pasien yang melakukan isolasi di rumah, tetap dilakukan pengawasan. Dengan cara, petugas puskesmas, Ketua RT maupun keluarga yang melakukan pemantauan langsung atau melalui telepon. 

“Untuk pengawasan tanpa gejala via telepon. Menanyakan keluhan dan kondisi pasien setiap hari. Kalau ada keluhan baru dilakukan pemeriksaan,” imbuhnya.

Soal ketersediaan ruang isolasi, memang sudah penuh. Terdiri dari 20 ruang isolasi di RSUKT dan 40 ruang isolasi di RSUD Tarakan. 

Berkaitan adanya penerapan PSBB kembali di Tarakan, ia mengaku hal itu bisa saja dilaksanakan. Namun, dengan melihat hasil keputusan bersama Wali Kota Tarakan dan tim satgas. “Kemungkinan PSBB bisa saja,” tuturnya. 

Sementara itu, Rumah Sakit Umum Kota Tarakan (RSUKT) telah menambah ruangan untuk penanganan pasien Covid-19. Ruangan berada di lantai dua RSUKT, sehingga jumlah tempat tidur mencapai 47 unit. 

“Yang bawah 22 tempat tidur. Kita tambahkan lagi di atas sebanyak 18 unit, hari ini (kemarin, Red) rencananya kita tambah 7 tempat tidur. Jadi bisa penuh, di atas 25 unit, di bawah 22 unit, sehingga seluruhnya 47 tempat tidur,” sebut Direktur RSUKT dr Joko Haryanto. 

Bahkan, RSUKT sudah kedatangan tenaga perawat bantuan dari Dinas Kesehatan 8 perawat dan 4 perawat rumah sakit Bhayangkara. Sehingga jumlah perawat yang menangani pasien Covid-19 sebanyak 24 perawat. 

Sampai Senin (23/11) siang, RSUKT masih menangani 28 pasien. Dengan mengutamakan pasien yang bergejala untuk dirawat. Sedangkan yang tidak bergejala, tidak dimasukkan ke rumah sakit, tapi isolasi mandiri di rumah. 

Di lain pihak, Direktur RSUD Tarakan, Muhammad Hasbi Hasyim mengatakan, masih ada unit tertentu yang tetap melayani pasien. Terutama untuk unit gawat darurat, tidak sampai ditutup total. Namun, masyarakat masih belum bisa membedakan penyakit apa yang termasuk gawat darurat dan tidak. 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X