PROKAL.CO,
TARAKAN - Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Tarakan Endah Sarastiningsih memperkirakan jumlah guru honorer baik di jenjang PAUD, SD hingga SMP, mencapai 900 orang. Namun, jika ditambah dengan SMA dan SMK, diperkirakan lebih dari itu.
“Kita hanya memperkirakan saja sekitar 900-an. Tapi sepertinya lebih dari itu. Karena data pasti untuk yang SMA/SMK kita memang tidak memiliki,” ujar Endah kepada awak media, Rabu lalu (25/11).
Ia memperkirakan ada guru honorer yang sudah mengabdi tahunan. Mengingat penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Tarakan terakhir berlangsung pada tahun 2005. Jika ada guru honor mulai 2006, otomatis sekarang sudah 14 tahun.
Setelah itu, Tarakan belum pernah membuka penerimaan CPNS yang berskala besar, atau validasi untuk tenaga honor. Sehingga, diperkirakan Endah, ada guru honor yang usianya sudah di atas 35 tahun sekarang.
“Ada, sekarang sudah banyak yang di atas 35 (tahun),” ungkap wanita berkaca mata ini. Karena itu, ia berharap secara bertahap mereka juga ada solusinya. Karena CPNS murni, aturannya berpatokkan pada umur tidak boleh lebih dari 35 tahun.
Salah satu solusi yang diharapkan Endah, melalui Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Meskipun dari keterangan yang diperolehnya dari Wali Kota Tarakan, ada kendala terhadap penggajian pegawai P3K karena anggaran dibebankan ke daerah.