TARAKAN – Angka pasien terkonfirmasi Covid-19 di Tarakan belum sepenuhnya melandai. Bahkan, setiap hari terjadi penambahan kasus positif.
Bahkan, hingga Kamis (17/12), ada penambahan kasus 36 pasien terkonfirmasi positif dan satu orang dinyatakan meninggal dunia. Hal tersebut membuat pihak kepolisian kembali melakukan penyemprotan disinfektan dibeberapa ruas jalan di Tarakan.
“Sebenarnya bukan hanya Polres Tarakan saja yang melakukan penyemprotan disinfektan ini. Tetapi seluruh Polres, sesuai instruksi untuk melakukan pencegahan penyebaran Covid-19,” ucap Kapolres Tarakan AKBP Fillol Praja Artadhira melalui Kasat Pembinaan Masyarakat (Binmas), AKP Subarjo.
Namun, pelaksanaan tidak dilakukan serentak, tetapi melihat kesiapan dan waktu dari Polres masing-masing. Polres Tarakan melakukan kegiatan penyemprotan hanya terbatas di daerah perkotaan. Penyemprotan dimulai dari Mako Polres, lalu masuk ke Jalan Gajah Mada, Jalan Jenderal Sudirman dan kembali ke Jalan Yos Sudarso.
“Karena keterbatasan sarana, Polres hanya menggunakan satu mobil (Water Cannon) saja. Kegiatan ini dilakukan secara bertahap dan rutin di waktu-waktu tertentu,” ungkapnya.
Ia memperkirakan, penyemprotan akan dilakukan satu kali dalam sepekan. Dengan menyesuaikan waktu dan kondisi yang ada. Sebagai upaya pencegahan untuk mengurangi penyebaran Covid-19.
“Kalau kapasitas cairan disinfektan dalam satu kendaraan sekitar 20.000 liter. Tapi, cukup lah untuk fasilitas umum yang kita sasar,” tuturnya.
Dengan peningkatan jumlah terkonfirmasi Covid-19 cukup signifikan ini, ia harapkan bisa menjadi acuan dari masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan (Prokes). Seperti mencuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak.
“Diperlukan lagi setelah melakukan semua kegiatan saat kembali ke rumah, langsung membersihkan diri dan mandi,” imbuhnya.
Subarjo menegaskan, melakukan kegiatan lain dengan melibatkan Babinkamtibmas di setiap kelurahan untuk memberikan sosialisasi terkait Covid-19. “Peran masyarakat pun penting untuk bersama-sama menerapkan protokol kesehatan,” pesannya.
Terpisah, Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Tarakan, dr Devi Ika Indriarti menyatakan, pasien 1.442 yang dinyatakan meninggal dunia sudah dirawat di RSUD Tarakan sejak 14 Desember lalu.
Adapun penyakit penyerta pasien, yakni mengalami gejala demam dan mual. "Dia ada sesak napas dan batuk,” tuturnya.
Hingga saat ini masih ada sekitar 300 sampel uji swab yang menunggu hasil di RSUD Tarakan. Bahkan sebagian sampel uji swab dikirimkan ke laboratorium di Surabaya. “Kita belum tahu yang hasil swab dari Surabaya keluar. Sistemnya kita tidak tahu disana,” ucapnya.
Soal kembali melakukan uji swab secara acak ditempat fasilitas umum, Devi menegaskan, akan kembali memantau tempat keramaian dan melakukan evaluasi. Bertujuan melakukan pelacakan menggunakan rapid test. Setelah ada yang dinyatakan reaktif, maka akan melakukan uji swab.