TARAKAN – Siaga Natal dan Tahun Baru (Nataru) sudah dilaksanakan Kantor Pencarian dan Pertolongan atau Badan SAR Nasional (Basarnas) Tarakan, sejak 18 Desember dan berakhir 4 Januari mendatang.
“Kami siagakan seluruh alutsista yang dimiliki dan seluruh personel. Pemantauan sudah kami lakukan. Baik itu dipos yang ada di Tarakan dan Nunukan. Termasuk terminal, bandara sampai tempat wisata,” terang Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Tarakan, Amiruddin.
Lokasi yang diperkirakan menjadi tempat berkumpulnya masyarakat, akan menjadi perhatian khusus Basarnas. Posko mandiri akan dibuka di kantor Basarnas, lalu posko induk akan bergabung dengan personel dari Dinas Perhubungan (Dishub) Tarakan, khususnya di Pelabuhan Malundung.
Amiruddin menyebutkan, menurunkan 18 personel untuk melakukan pengamanan siaga Nataru. Penempatan personel dibagi sesuai shift, agar tidak kelelahan dan tetap standby dalam operasi SAR. Khusus internal Basarnas, saat ini belum bisa membuat posko sendiri seperti instansi lainnya, karena keterbatasan jumlah personel.
“Karena masih dalam masa pandemi Covid-19, seluruh personel yang melaksanakan siaga Nataru wajib untuk melengkapi diri dengan APD (Alat Pelindung Diri). Terutama menggunakan masker, kaos tangan dan saat berkumpul di posko harus jaga jarak. Pemantauan tidak dilakukan bersama dengan kerumunan masyarakat yang ramai. Jadi, sifatnya pemantauan saja, tidak langsung,” urainya.
Bahkan, diakuinya, patroli malam hari pun dilakukan sejak 23 Desember hingga 1 Januari mendatang. Patroli mobile difokuskan di jalur Pantai Amal. Pasalnya, jalur menuju ke Pantai Amal melalui perbukitan sangat tinggi ditambah jalan yang sempit.
Khusus di jalur menuju Pantai Amal, lanjut Amiruddin, akan menempatkan mobil SAR yang membantu mengatasi kecelakaan lalu lintas. Mobil ini, dilengkapi peralatan untuk membantu kecelakaan di darat. Selain itu, mempersiapkan perahu karet di Pantai Amal hingga di hari puncak keramaian.
Untuk di Nunukan ia juga menyiapkan sea reader dan perahu karet dengan fokus ke pelabuhan-pelabuhan lokasi debarkasi dan wisata.
“Ada pemantauan dengan mobile. Tapi pelaksanaannya tetap di pos induk dengan penempatan personel dua orang di masing-masing posko. Di Pelabuhan Malundung, untuk kapal yang memuat penumpang banyak seperti Kapal Pelni,” ungkapnya.
“Di perairan, kita siapkan satu Rigid Inflatable Boat (RIB) di Pelabuhan Tengkayu I Tarakan untuk memantau mobilisasi speedboat, yang melayani Tarakan dengan kabupaten lain di Kaltara,” tambahnya. (sas/uno)