Satgas Janji Tindak Penimbun Bahan Pokok

- Kamis, 24 Desember 2020 | 13:25 WIB
BAHAN POKOK: Harga kebutuhan bahan pokok di Pasar Gusher masih normal jelang Natal dan Tahun Baru, hasil pantauan Rabu (23/12). (SEPTIAN/HRK)
BAHAN POKOK: Harga kebutuhan bahan pokok di Pasar Gusher masih normal jelang Natal dan Tahun Baru, hasil pantauan Rabu (23/12). (SEPTIAN/HRK)

TARAKAN - Satuan Tugas (Satgas) Pangan Tarakan melakukan pengawasan ketersediaan bahan pokok untuk masyarakat yang hendak merayakan Natal dan Tahun Baru 2021. Dalam rapat bersama Unit Tipidter Satuan Reskrim Polres Tarakan, seluruh dinas terkait memastikan agar menjelang akhir tahun ini tidak terjadi kelangkaan barang dan bahan pokok penting.

“Seperti gula, daging, beras dan lainnya. Bagaimana caranya agar semua instansi bersinergi mencegah adanya kelangkaan. Termasuk kenaikan harga yang tidak masuk akal,” kata Kasat Reskrim Polres Tarakan, Iptu Muhammad Aldi melalui Kanit Tipidter, Ipda Dien Fahrur Romadhoni, Rabu (23/12).

Pihaknya sudah melakukan tinjauan ke lapangan untuk mengkroscek data. Sampai saat ini, kata dia laporan yang ia terima dari Satgas Pangan Polres Tarakan ketersediaan bahan pokok masih cukup.

“Ada kenaikan memang di beberapa bahan pokok. Tapi, kemungkinan dari pihak distributor yang menaikkan harga. Tapi, kita melihat kenaikan masih belum terlihat sangat naik dan bisa dikatakan normal,” ungkapnya.

Lebih lanjut, kata Dien, jika ditemukan ada kenaikan harga bahan pokok melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET), Satgas Pangan Polres Tarakan akan menindaklanjuti. Terutama jika diketahui ada kelangkaan barang.

“Kami akan lakukan pengecekan ke gudang-gudang. Kalau ditemukan ada permainan harga sampai penimbunan, akan kami tindakan sesuai Undang-Undang Pangan. Bahan pokok penting itu nanti yang akan jadi sasaran utama pengecekan,” tegasnya.

Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DP3) Tarakan, Elang Buana memastikan ketersediaan bahan pokok cukup di Natal dan Tahun Baru 2021. Soal kenaikan harga telur yang ditemukan Satgas Pangan dalam inspeksi mendadak (sidak) di salah satu pasar tradisional dan pedagang telur lainnya, ia pastikan hanya dilakukan sejumlah oknum.

“Kalau pun telur lokal juga seharusnya tidak sampai Rp 75 ribu. Telur dari Sulawesi, untuk memenuhi kebutuhan kita juga masuk terus dan tidak ada kendala. Paling lama perjalanan dari Sulawesi itu 4 hari dan sekali masuk bisa sampai 1.500 piring,” sebutnya.

Pihaknya juga sudah mengumpulkan distributor barang dan pelaku usaha pangan, termasuk Bulog untuk memastikan ketersediaan bahan pokok cukup dan tidak ada kelangkaan. “Kalau ada kelangkaan, kami akan datangi dan tindak tegas,” ujarnya.

Salah satu pedagang telur, Akbar Reza mengakui ada kenaikan harga telur hingga Rp 5 ribu sejak awal Desember. Namun saat ini harganya sudah turun Rp 2 ribu. “Kemarin telur ukuran jumbo naik sampai Rp 62 ribu, ukuran kecil Rp 58 ribu. Sekarang harganya sudah Rp 60 ribu,” sebutnya.

Ia mengungkapkan, kenaikan harga di awal bulan ini bisa tidak hanya karena mendekati Natal, tetapi berdekatan dengan Maulid Nabi Muhammad. Karena sudah melewati Maulid Nabi, harga kembali turun.

Sedangkan stok telur, ia pastikan cukup hingga awal tahun depan. Di awal tahun 2020, telur yang terjual di tokonya mencapai 1.500 piring sepekan. Dari pertengahan bulan sudah menurun 1.200 piring seminggu. Menurutnya, saat Natal dan Tahun Baru 2021 nanti, tidak ada lonjakan permintaan telur.

“Kalau naik ya tidak signifikan kebutuhannya. Kalau dibandingkan tahun lalu, persentase penurunan telur bisa 30 sampai 40 persen-lah, karena pengaruh Covid-19 juga. Kami pun menyediakan stok tidak sebanyak tahun lalu, supaya tidak ada kerugian juga,” imbuhnya. (sas/mua)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X